Terpopuler - Ade Armando Geli dengan Ali Mochtar Ngabalin

INILAHCOM, Jakarta - Salah satu pendukung Joko Widodo (Jokowi), Ade Armando mengaku geli dengan pernyataan Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin yang menyebut gerakan #2019GantiPresiden merupakan perbuatan makar.

"Saya adalah pendukung Jokowi. Tapi dengan segenap hormat, saya harus katakan bahwa pernyataan Ali Mochtar Ngabalin yang menyamakan gerakan #2019GantiPresiden dengan gerakan makar sangat menggelikan," kata Ade lewat akun Facebook yang dikutip INILAHCOM, Kamis (30/8/2018).

Menurut dia, dalam demokrasi ketidakpuasan pada pemerintah harus difasilitasi dan rakyat harus diizinkan mengecam, mengkritik pemerintahnya dan meminta agar pemerintahnya diganti apalagi melalui pemilu.

"Dimana logikanya bahwa sebuah gerakan untuk mengganti presiden disamakan dengan gerakan makar? Kita semua tahu bahwa gerakan anti Jokowi ini adalah gerakan pro Prabowo, tidak ada yang salah dengan tuntutan mereka," ujarnya.

Untuk itu, Ade meminta kepada teman-teman sesama pendukung Jokowi untuk tidak terjebak menjadi fasis. Sebab, Jokowi adalah representasi pemimpin yang demokratis, toleran, mencintai rakyat, bersahabat dan menghormati HAM.

"Karena itu kita jangan mencoreng citranya dengan pernyataan-pernyataan fasis seperti yang dilontarkan Ali," jelas dia.

Untuk diketahui, Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menganggap kegiatan #2019GantiPresiden merupakan makar dan ia menilai harus dihentikan.

"Makar itu, makar harus dihentikan seluruh aktivitasnya. Harus di-backup," jelas dia.

Karena, kata dia, 2019 itu artinya tanggal 1 Januari 2019 jam 00.00 WIB dan saat itu juga harus ganti. Maka, itu artinya tindakan makar. Padahal, regulasinya itu tanggal 17 April 2019 baru digelar pemilu presiden.

"Karena itu, maka seluruh aktivitas dan deklarasi yang terkait pergantian presiden harus dihentikan karena itu gerakan gerombolan pengacau keamanan negara," tandasnya.[ris]

Let's block ads! (Why?)