INILAHCOM, Jakarta - Usai pendaftaran Capres-Cawapres pada 10 Agustus 2018 pekan lalu, sejumlah pihak baik individu maupun institusi menggelar polling melalui media sosial. Menariknya, dari sejumlah jajak pendapat, pasangan Jokowi-Ma'ruf tumbang dengan pasangan Prabowo-Sandi. Apa penyebabnya?
Sejumlah pihak menggelar jajak pendapat melalui layanan yang tersedia di sejumlah media sosial seperti Twitter dan Facebook. Menariknya, mayoritas lembaga maupun individu yang memiliki pengikut berjumlah jutaan itu mendaulat Prabowo-Sandi sebagai juara dalam jajak pendapat. Sebaliknya, pasangan petahana yakni Jokowi-Ma'ruf tak berdaya.
Seperti yang dilakukan penyanyi yang kerap mengeluarkan lagu kritis di era Orde Baru, Iwan Fals. Melalui akun twitternya, Iwan Fals melakukan jajak pendapat kepada para pengikutnya di Twitter, hasilnya pasangan Prabowo-Sandi (PraSan) unggul dengan meraih suara 68%. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf hanya mampu memperoleh dukungan sebesar 27% serta sebanyak 5% yang memilih tidak memilih kedua kandidat.
Begitu juga yang terjadi saat akun @ILC_tvOnewnews menggelar jajak pendapat siapa Capres-Cawapres yang bakal dipilih. Dari 110.259 akun yang ikut serta dalam jajak pendapat itu, lagi-lagi pasangan Prabowo-Sandi unggul telak dengan memperoleh suara 63% sedangkan pasangan Jokow-Ma'ruf sebanyak 26% serta 11 persen pemilik akun twitter tidak memilih alias golput.
Selain kedua akun tersebut, sejumlah akun lainnya juga menghasilkan hal serupa. Pasangan petahana tumbang di hadapan pasangan Prabowo-Sandi. Meski ada juga akun yang menggelar jajak pendapat di twitter dimenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf seperti yang dilakukan aktivis politik Faizal Assegaf melalui akun twitternya @faizalassegaf, menggelar jajak pendapat mulai 10 Agustus dan berakhir pada 17 Agustus 2018 mendatang, hingga saat ini masih unggul pasangan Jokowi-Ma'ruf sebesar 66% serta Prabowo-Sandi sebesar 32%.
Fenomena tumbangnya pasangan Jokowi-Ma'ruf yang kalah di sejumlah polling melalui media sosial dinilai oleh tim sukses pasangan Jokowi-Ma'ruf merupakan hal yang biasa saja. "Ini tidak terlepas belum terimanya relawan Jokowi atas dipilihnya Kiai Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi," sebut tim inti pasangan Jokowi-Ma'ruf yang meminta namanya untuk tidak ditulis, Selasa (14/8/2018).
Menurut dia, relawan Jokowi yang selama ini dikenal sebagai sosok yang militan dalam pertarungan di ranah dunia maya, belum aktif dalam memobilisasi dukungan melalui media sosial. "Ini pekerjaan khusus oleh partai koalisi untuk mengajak mereka bergabung kembali," aku sumber tersebut.
Analisa tersebut bisa saja benar. Setidaknya respons sejumlah pihak yang mengaku kecewa atas terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi. Kekecewaan ini muncul setelah Mahfud MD yang semula diplot sebagai cawapres Jokowi, namun gagal.
Namun, alasan tersebut tidak sepenuhnya benar. Setidaknya, sejumlah tanda pagar yang isinya berupa dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf Amin justru duduk sebagai topik yang lagi tren dibicarakan warga internet seperti tanda pagar #Jokowimaruf2019Menang #JokowiMarufAmin2019 #JokowiMembangunIndonesia.
Hasil jajak pendapat melalui media sosial memang tidak bisa dijadikan acuan untuk melihat kecenderungan pemilih dalam Pemilu 2019 mendatang. Namun, dukungan warga internet ini tentu memberi efek psikologis bagi calon pemilih lainnya terkait dengan persepsi yang dibangun terhadap kandidat yang dipilihnya.
Baca Kelanjutan Terpopuler - Di Balik Tumbangnya Jokowi-Ma'ruf di Medsos : https://ift.tt/2KQBz3rBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Di Balik Tumbangnya Jokowi-Ma'ruf di Medsos"
Posting Komentar