Terpopuler - Fredrich Mundur Karena Maqdir Masuk Tim Novanto?

INILAHCOM, Jakarta - Pengacara senior, Fredrich Yunadi mundur dari tim kuasa hukum Setya Novanto yang sedang terseret kasus dugaan korupsi proyek e-KTP di KPK. Padahal, Fredrich sangat totalitas awalnya membela kliennya tersebut.

Namun, kenapa di tengah jalan ketika Novanto ingin menghadapi sidang perdana kasus dugaan korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor itu memilih mundur. Apa kira-kira penyebab atau alasan lain Fredrich mundur dari tim pengacara Novanto di kasus dugaan korupsi e-KTP?

Ini hasil wawancara singkat INILAHCOM dengan Fredrich Yunadi via telepon pada Jumat (8/12/2017):

Bapak kenapa mundur dari tim pengacara Setya Novanto?
Ya alasan mendasarnya satu kapal tidak bisa dua kapten, itu saja tidak ada apa-apa.

Maksudnya?
Satu kapal tidak bisa dua kapten, hanya itu saja tidak ada masalah kok sama Pak SN (Setya Novanto). Tapi kalau kaptennya dua ya sulit juga, mending salah satu mundur kan.

Kapten satu yang dimaksud Bapak siapa?
Ya pihak satu kan Maqdir Ismail, jadi saya sama Pak Otto pilih lebih baik mundur.

Tapi bukannya Bapak dari awal mengawal Pak Setya Novanto?
Ya dari awal, Maqdir kan baru masuk berapa hari saja.

Lalu kenapa Bapak yang mengawal sejak awal memilih mundur?
Ya tapi kan masalahnya kelihatannya Pak SN lebih condong mempertahankan bersama-sama, saya bilang tidak bisa. Karena, cara bekerjanya beda sehingga lebih baik ya sudah yang mundur saja lah.

Posisinya Bapak duluan yang jadi pengacara Pak Novanto atau barengan dengan Pak Otto?
Saya masuk dulu jauh dong, kan Pak Otto tengah jalan saya tarik supaya bantu. Terus kemudian tahu-tahu nongol si Maqdir kan gitu, hanya itu saja.

Berarti Pak Otto ditarik?
Saya yang tarik.

Lah itu tidak dua kapten juga satu kapal?
Engga, kalau Otto sama saya kan sering kerja sama. Kita sudah tahu cara kerjanya masing-masing, tidak ada urusan.

Jadi tidak ada soal lain (yang mendasari mundur jadi pengacara Novanto)? Soal ketidaksepakatan gitu?
Tidak ada sama sekali.

Tekanan dari pihak lain?
Tidak ada sama sekali.

Let's block ads! (Why?)