MENGAPA bersedih? Apakah ada banyak harapan yang tak kunjung menjadi nyata? Bersabarlah sejenak, barangkali memang bukan waktu yang baik untuk hadir menjadi nyata saat ini, tapi baik pada masa yang akan datang. Kata para guru kehidupan, Allah menunda pengabulan doamu itu karena suatu hikmah terpendam dan tak memberikan pintamu itu karena kasih sayangNya yang belum bisa kita pahami.
Mengapa bersedih? Apakah karena ada musibah yang datang tiba-tiba tanpa diduga? Bersabarlah sejenak, barangkali musibah itu adalah pintu gerbang hadirnya kebahagiaan hakiki. Bukankah banyak kisah orang mendapatkan nikmat yang ternyata nikmat itu menjadi pintu gerbang masuknya derita nyata. Kata para guru kehidupan, jalanilah manis pahitnya kehidupan dengan cara biasa-biasa saja. Jangan larut dalam kesedihan. Matahari esok pagi masih akan terbit bersinar, membuka hari dengan harapan-harapan baru.
Mengapa bersedih? Apakah karena derita yang telah lama hadir dalam kehidupan tidak pergi-pergi, tak selesai-selesai? Bersabarlah sejenak, barangkali Allah berkehendak kita menjadi semakin kuat dan tangguh menjalani berbagai ujian kehidupan. Kata para guru kehidupan, tak ada para nabi dan utusan yang tak memiliki ujian besar. Bahkan seringkali ujian dan musibah itu menahun. Bukannya karena Allah ingin menyiksa mereka, melainkan untuk menjadikan mereka tangguh dan memiliki hati yang paham hakikat kehidupan. jangan-jangan, musibah yang ada pada kita sekian lama ini adalah cara Allah menjadikan kita "orang kuat" atau tokoh masa depan. Tersenyum sajalah.
Mengapa bersedih? Apakah karena jalan hidup kita tak sama dengan orang lain? Bersabar sajalah, barangkali beginilah cara Allah menunjukkan kepada kita beragam kisah hidup manusia. Kalau semua kisah hidup manusia sama, lalu di manakah indahnya hidup dan dimanakah nilai ujian hidup berada? Kata para guru kehidupan, semua manusia diciptakan dalam berbegai jenis perbedaan adalah untuk saling membantu dan bekerjasama membangun kebahagiaan dan keindahan hidup.
Masihkah akan bersedih? Saudaraku dan sahabatku, masrilah kita bertemu dan belajar bersama. Marilah kita mengaji makna senyuman dan tangisan, marilah kita mengkaji tentang hakikat kehidupan kepada para guru kehidupan. Jangan diam sendiri dan sibuk menghitung teteasan air mata sendiri untuk kemudian dikeluhkan melalui media massa. Marilah mengaji bersama, marilah menjadi santri agar setiap hari mendapatkan pelajaran dari para guru. Salam, AIM.[*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Surat untuk Saudaraku yang Sedang Bersedih : https://ift.tt/2AfgcXJBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Surat untuk Saudaraku yang Sedang Bersedih"
Posting Komentar