HIDUP ini penuh dengan jebakan dan tebakan. Tak mudah menafsirkannya sebelum semua telah lengkap sebagai fakta. Ada banyak orang yang tertipu dengan pembukaan yang indah dengan menganggapnya bahwa akhirannya juga akan indah. Ada yang tertipu dengan indahnya kata dengan menduganya adalam menjelma menjadi indahnya realita. Akhirnya, banyak yang kecewa karena salah duga.
Ada orang bernama al-Jahidz yang sedang berdiri di depan rumahnya menikmati suasana yang memungkinkannya merasa lebih bahagia. Tiba-tiba lewatlah seorang wanita cantik mendekatinya. Ada kebanggaan dalam hatinya, terlebih saat wanita itu tersenyum dan berkata: "Mau ikut aku apa nggak ya." Al-Jahidz tak langsung menjawab. Matanya berkaca-kaca tak percaya namun bahagia. Akhirnya, dia menjawab: "Iya, mau. Mau kemana?" Wanita itu berkata: "Ikuti saja, tak usah banyak tanya."
Kepala Al-Jahidz dipenuhi berbagai tafsir, dari tafsir yang indah sampai tafsir yang tidak indah. Namun dia menganggapnya ini sebagai kesempatan, siapa tahu inilah yang menjadi pengantar menjadi jodoh. Dialog dalam dirinya terus berjalan. Karena membutuhkan jawaban cepat, diapun mengiyakan permintaan wanita itu. Dua orang ini berjalan berdua. Tak perlu saya gambarkan di sini bagaimana Al-Jahidz bersiul dan berdendang ringan dengan segala rasa senang bahagia.
Tibalah kedua orang ini di toko cincin. Hati al-Jahidz semakin bahagia. "Cincin adalah lambang ikatan," kata tafsir dalam kepalanya. Dia semakin percaya bahwa hari itu adalah hari keajaiban baginya. Si wanita itu kemudian berkata kepada penjaga toko: "Seperti ini," lalu wanita itu pergi tanpa pamit. Al-Jahidz mulai bingung. Sudah mulai ada pergeseran dari bahagia menuju kaget yang mungkin nantinya berubah menjadi sedih,
Al-Jahidz masih percaya diri. Diapun bertanya kepada penjaga toko tentang makna kata si wanita: "seperti ini." Penjaga toko menjawab: " Maaf bapak, saya takut menyakiti hati Anda jika saya harus bicara apa adanya." Al-Jahidz memaksanya dan berjanji tak akan marah jika disampaikan secara jujur. Berkatalah penjaga toko: "Wanita tadi itu memesan cincin di toko ini. Dia ingin di bagian atas cincin itu digambar wajah syetan. Lalu saya bilang bahwa saya tidak pernah melihat syetan. Wanita itu akhirnya pergi dan membawa Anda kemari sambil berkata "ya seperti ini."
Al-Jahidz hampir pingsan mendengar penjelasan itu. Dia kecewa berat dengan wanita itu yang menganggap wajahnya seperti wajah syetan. Memang kita harus tak terburu-buru menafsir kata manis. Bisa jadi ujungnya adalah pahit. Al-Jahidz bersabar walau sempat menangis. Orang sabar adalah bersama Allah. Yang menyakiti orang sabar pasti ada akibatnya, seperti yang terjadi pada wanita itu tak lama setelah transaksi cincin selesai. Salam, AIM. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Jangan Berbangga Dulu Sebelum Tahu : https://ift.tt/2Dnor5FBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Jangan Berbangga Dulu Sebelum Tahu"
Posting Komentar