Search

Terpopuler - Dunia Makin Panas, Kita Butuh Pendingin

SEMAKIN banyak saja jumlah orang yang menyenangi perdebatan untuk menunjukkan dirinya adalah orang yang jago menang. Debat tidak lagi dimaksudkan untuk bersama mencari kebenaran. Sebelum berangkat ke forum debat, mereka berusaha mencari tahu titik lemah lawan debat, bukan berusaha menggali data untuk mencari titik kekuatan dan kebenaran yang ada pada lawan debat.

Kalau Imam As-Syafii sebelum berdebat selalu saja berdoa agar Allah memunculkan kebenaran melalui mulut lawan debat, pecinta debat era ini sebelum berdebat berharap semoga lisan lawat debat "keseleo" dan logikanya tidak pas sehingga mudah dibully dan dihinakan. Debat tak lagi untuk mencari kebenaran, tapi untuk ketenaran sahaja.

Duniapun semakin panas karena yang muncul adalah caci maki, hinaan dan bentakan. Sulit sekali mencari pakar debat yang berbicara santun dengan kata teratur. Sukar sekali menemukan orang jago debat yang mengakui sisi kebenaran yang dibawa oleh lawan debat. Rata-rata mereka adalah berbicara atas dasar kepentingan diri dan kelompoknya, bukan atas asar mewujudkan kemaslahatan bersama. Dunia pun semakin panas. Kita semakin membutuhkan pendingin yang mampu menyejukkan suasana. Siapakah pendingin itu?

Kita berharap, para tokoh agama adalah menjadi pendingin yang utama. Caranya adalah dengan berbicara apa adanya yang kiranya mampu secara arif menyejukkan suasana dengan kelembutan suara dan kesejukan cara bicara. Kita membutuhkan tokoh agama yang seperti ini kali ini di negeri tercinta ini.

Bukan hanya tokoh agama yang bisa menjadi pendingin. Para pakar di bidangnya masing-masing bisa juga meredam panasnya nuansa politik di tahun politik ini dengan cara menampilkan pandangan yang mencerahkan dan mendamaikan, bukan mengeruhkan dan meruntuhkan. Berhentilah menjadi provokator.

Semua kitapun bisa menjadi pendingin dengan cara tak memilih yang memanaskan dan tak mendekat pada panas itu. Jadilah pendukung politik yang santun dan berbudi yang bisa menghormati siapapun termasuk yang tak sepaham dengan dirinya sendiri. Saya ingin sekali mendengar pujian dari suatu kelompok pendukung atas kelebihan yang dimiliki rival atau kelompok lawan, karena sesungguhnya masing-masing calon memiliki kelebihan di samping pasti memiliki kekurangan.

Biasakan melihat kelebihan orang lain, bukan lekurangannya, agar yang tumbuh di negeri ini adalah bibit-bibit cinta, bukan bibit-bibit benci. Damailah negeriku, jayalah nusantaraku. Salam, AIM. [*]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Terpopuler - Dunia Makin Panas, Kita Butuh Pendingin : https://ift.tt/2zrxccN

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terpopuler - Dunia Makin Panas, Kita Butuh Pendingin"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.