INILAHCOM, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (28/3/2019) di pasar spot tercatat melemah 0,25% ke Rp14.243 per dolar AS (Bloomberg). Ini kompak, pada kurs tengah BI, rupiah juga tercatat melemah 0,37% ke Rp14.255 per dolar AS.
Tren melemahnya nilai tukar mata uang Garuda ini, tak terlepas dari sentimen global, terutama dari situasi ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Analis Monex Investindo Futures, Ahmad Yudiawan menilai permintaan dolar AS cukup besar karena pasar global banyak mengincar obligasi AS yang dinilai menggiurkan.
"Tanda-tanda pelemahan ekonomi global juga membuat investor keluar dari aset berisiko, termasuk rupiah," kata Yudiawan kepada INILAHCOM, Kamis (28/3/2019).
Tak hanya soal itu, Yudiawan juga menilai, komentar dovish dari Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi mengirim sinyal mengkhawatirkan tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi zona euro. ECB pun kemungkinan akan menggelontorkan stimulus kembali guna untuk menstabilkan ekonominya usai Brexit dan perang dagang AS-China yang sampai saat ini masih mengambang.
Yudi memprediksi pada perdagangan Jumat (29/3/2019) pekan ni mata uang Garuda akan melanjutkan pelemahannya di rentang Rp14.150-Rp14.320 per dollar AS. [hid]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Analis Sebut Tren Kebutuhan Dolar AS Naik"
Posting Komentar