Terpopuler - Teruslah Berjalan, Ikut Rambunya Tanpa Mengeluh

KITA sudah kadung hidup, tak mungkin mengakhiri sendiri. Biarlah kehidupan terus berjalan dengan segenap kisahnya yang tidak bisa selalu ditebak sampai ia tiba di garis finish.

Rambu-rambu jalan telah dipasang agar kita tidak terjerembab ke dalam jurang atau masuk ke dalam hutan terlarang. Rambu-rambu dipasang karena memang banyak hal yang harus diwaspadai dalam kehidupan.

Walau kita telah mengikuti rambu, tak bermakna bahwa kita akan senantiasa selamat dari ketidaknyamanan. Ada saja peristiwa di jalan raya yang terjadi bukan karena kita, melainkan karena faktor di luar kita. Ketika ini yang terjadi, tak usahlah terlalu resah, karena polisi lalu lintas tak akan mempersalahkan kita. Musibah yang lahir bukan karena kesalahan kita sungguh adalah ujian bagi kita untuk lebih memahami hakikat kehidupan.

Selalu tanamkan keyakinan bahwa selalu saja ada hikmah di balik musibah, selalu ada rahasia di balik semua peristiwa. Dalam bahasa Syekh Jalaluddin Rumi yang melegenda itu: "Di mana ada reruntuhan, selalu saja ada harapan terdapat harta karun di dalamnya." Dalam bahasa seorang kakek penikmat buku Jalauddin Rumi: "Luluh lantahnya hatimu sangat mungkin menjadi sebab munculnya kemilau permata yang tersimpan sekian lama dalam kotak terdalam hatimu."

Orang yang sedih menderita teramat dahsyat begitu mudah mengucap "Yaa Allah," Yaa Rab," "Duh Gusti," "Oh My God" dan sejenisnya. Munculnya kesadaran akan adanya Yang Maha Kuasa seringkali muncul ketika semua pintu terkunci dan semua jalan tertutup.

Andai saja, kesadaran semacam ini muncul selalu dalam kondisi bagaimanapun, apapun dan di manapun, maka sungguh tak akan lagi ada sedih mendalam karena air mata akan terhapus sebelum ia mengalir di pelupuk mata, terhapus oleh sapaan cinta Allah kepadanya. Salam, AIM. [*]

Let's block ads! (Why?)