Search

Terpopuler - Inilah Langkah BJB Lakukan Efisiensi

INILAHCOM, Jakarta - Direktur Utama bank bjb Tbk (BJBR), Ahmad Irfan mengklaim telah melakukan efisiensi sepanjang triwulan I 2018.

Pada periode tersebut, Irfan mengatakan bjb berhasil melakukan efisiensi yang terlihat dari Cost to Income Ratio yang mengalami penurunan dari 68,9% di Triwulan I tahun 2017 menjadi 62,7% di triwulan I tahun 2018.

"Efisiensi biaya operasional dibarengi dengan pengelolaan kredit yang baik, yang tercermin dari stabilnya rasio NPL, dimana per triwulan I tahun 2018, NPL gross sebesar 1,6%, atau terjaga jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2017," kata Irfan dalam acara Investor Ghatering di Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Irfan menjelaskan rasio Non Performing Loan (NPL)/ kredit macet tersebut jauh dibawah rasio NPL industri Perbankan Februari 2018 yang sebesar 2,88%.

"Berbagai indikator penting dalam rasio keuangan cukup terjaga dengan baik, dimana selain profitabilitas bank yang positif, bank bjb juga secara konsisten berhasil menjaga tingkat efisiensi serta kualitas aset," paparnya.

Sementara untuk LDR berada pada level yang sehat yakni sebesar 81,6% dan kami akan terus mengoptimalkan LDR ke level yang lebih tinggi agar NIM menjadi lebih optimal. "Seiring dengan keberhasilan bank bjb meningkatkan laba, maka rasio permodalan atau CAR terjaga di level 17,3%," katanya.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat ada beberapa ketikdakefisienan dan ketidakefektifan dalam pengelolaan operasional bjb.

Hal ini berdasarkan pemeriksaan di tahun 2014 dan semester 1 2015. Hal ini tercantum dalam dokumen ikhtisar hasil pemeriksaan (IHPS) semester II 2017.

"Pemberian kredit UMKM belum sepenuhnya didukung analisis kredit performing loan mikro yang telah ditetapkan," tulis Moermahadi Soerja Djanagara Ketua BPK RI dalam dokumen IHPS semester II 2017 beberapa waktu lalu.

BPK mencatat bjb belum memiliki rencana pemasaran brand produk dan jasa yang efisien untuk memenangkan persaingan. Bank juga belum memiliki pedoman operasional pemasaran yang mengcu kebijakan umum pemasaran.

Hal ini menyebabkan kegiatan grup komunikasi pemasaran kurang terarah dan efisiensi biaya tak dapat terukur. Hal ini karena direksi Bank BJB tidak segera menetapkan draft SOP grup komunikasi perusahaan.

Selain itu manajemen bank bjb juga belum melaksanakan pengembangan dan penguatan kapasitas segmen ekonomi mikro dan segmen produktif lain. Penyaluran kredit UMKM Bank BJB 2015 juga sangat selektif dan lebih banyak dilakukan ke debitur lama.

Hal ini karena Bank belum dapat menurunkan NPL kredit UMKM 23,03%. Pemberian kredit UMKM juga belum sepenuhnya didukung analisis kredit performing loan mikro yang telah ditetapkan.

Ini menyebabkan perolehan laba operasional kredit dan pelayanan kredit UMKM tidak maksimal dan jumlah kredit tidak berkurang signifikan. Hal ini karena manajemen Bank BJB belum optimal dalam merencanakan SDM untuk mengelola kredit mikro UMKM.

Bank bjb juga belum menetapkan strategi merencanakan kebutuhan SDM. Selain itu bank belum memiliki unit yang berfungsi mengurus pembiayaan belanja modal pekerjaan pemda.

Ini menyebabkan bjb tidak maksimal dalam memperoleh laba dana pihak ketiga, kredit dan fee based income dari pemda karena belum optimal bekerjasama. Hal ini karena BJB belum menyusun dan menetapkan standar prosedur tentang pelayanan peda dan belum menyusun dan menetapkan kebijakan dan strategi spesifik khusus pemda. Selain itu bank juga belum menyediakan SDM dan sistem informasi dalam mendukung penyaluran kredit belanja modal ke pemda.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Terpopuler - Inilah Langkah BJB Lakukan Efisiensi : https://ift.tt/2JaHWy3

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terpopuler - Inilah Langkah BJB Lakukan Efisiensi"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.