INILAHCOM, Jakarta - Fenomena kemenangan kotak kosong di sejumlah daerah pemilihan dalam pilkada serentak yang digelar beberapa hari lalu justru merugikan partai politik.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menganggap sejumlah partai politik di beberapa daerah pemilihan lebih memilih kompromi politik daripada kontestasi persaingan merebut kekuasaan.
"Jadi mereka lebih baik membangun kompromi politik dengan petahana lalu mendapatkan keuntungan elektoral berupa kompromi politik pasca keterpilihan petanaha," kata Titi kepada INILAHCOM, Jumat (29/6/2018).
Sehingga menurutnya, pragmatisme politik dalam sejumlah daerah pemilihan yang memenangkan kotak kosong seperti orang dagang. Ketimbang menggunakan pilkada sebagai agenda untuk menguji kemampuan kompetisi para kader dan struktur organik partai.
"Jadi sekali lagi pragmatisme itu didekati ala pedagang. Daripada rugi mending tidak usah untung, atau daripada rugi, lebih baik mengambil pilihan yang bisa untung begitu. Padahal partai sebagai institusi kader tidak bisa didekati dengan pragmatisme seperti itu," ungkapnya.
Berdasarkan data KPU, setidaknya terdapat 11 kabupaten/kota lain yang juga memiliki satu pasangan atau calon tunggal. Ke-11 daerah itu: Kota Prabumulih (Sumatera Selatan), Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang (Banten), Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), Kabupaten Enrekang (Sulawesi Selatan), Kabupaten Minahasa Tenggara (Sulawesi Utara), Kabupaten Tapin (Kalimantan Selatan), Kabupaten Mamasa (Sulawesi Barat), Kabupaten Jayawijaya (Papua), dan Kabupaten Padang Lawas Utara (Sumatera Utara). Kandidat di daerah-daerah ini adalah petahana, berbeda dengan Kota Makassar.[Ivs]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Lawan Petahana Berat, Mending Gabung Dapat Untung : https://ift.tt/2ICMfBuBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Lawan Petahana Berat, Mending Gabung Dapat Untung"
Posting Komentar