INILAHCOM, Jakarta - Ketua DPP Partai Hanura Benny Ramdhani mengatakan angka ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Joko Widodo adalah hal yang wajar. Begitu juga soal anggapan Jokowi banyak lakukan pencitraan.
"Tidak mungkin sebuah pemerintahan memuaskan 100 persen warga negara, tapi fakta mayoritas menyatakan puas. Tuduhan banyak pencitraan ini sangat mudah untuk diuji apakah betul pencitraan ataukah itu gaya yang genuine," katanya kepada INILAHCOM, Kamis (15/2/2018).
Ia menjelaskan pada dasarnya pencitraan adalah sebuah gaya dari seorang figur yang tidak biasa dilakukan sebelum menjabat. Soal Jokowi ia menilai gaya yang belakangan ditunjukkan Jokowi adalah gaya yang sudah dilakukan sebelum Jokowi jadi Presiden.
"Gaya Jokowi adalah gaya yang sama seperti dia sebelum presiden. Lain hal kalau gaya Jokowi yang tidak pernah dilihat publik saat sebelum dia presiden. Misalnya blusukan, banyak habisi waktu di luar kantor ingin dekat dengan rakyat dan kadang tabrak keprotokoler keistanaan, itu gaya dia sebelum presiden. Pencitraan itu gaya atau model yang tidak biasa dilakukan dan baru dilakukan," ulasnya.
Soal survei Jokowi dan Prabowo menurutnya sebenarnya tidak bisa dibandingkan antara dua tokoh yang jelas berbeda dari segi kinerja. Hasil survei jelas akan berbeda.
"Bagaimana bisa kedua tokoh besar, Jokowi dan Prabowo dibandingkan? Bagaimana bisa survei yang bandingkan Jokowi dan Prabowo hasilkan angka sama. Membandingkan orang yang bekerja keras dan yang tidak melakukan apa-apa kan pasti beda hasilnya," tandasnya.
Sebelumnya, survei Indo Barometer menunjukkan adanya tingkat ketidakpuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) di tiga tahun kepemimpinannya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan ada lima alasan utama publik menyatakan tidak puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Pertama adalah lapangan pekerjaan masih terbatas 13.4 persen, harga sembako belum stabil 7 persen, biaya listrik semakin naik 5.5 persen, terlalu banyak impor 4.7 persen dan terlalu banyak pencitraan 4.5 persen," kata Qodari di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Kamis (15/2/2018). [hpy]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Jokowi Dianggap Banyak Pencitraan, Ini Kata Hanura : http://ift.tt/2syJtdTBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Jokowi Dianggap Banyak Pencitraan, Ini Kata Hanura"
Posting Komentar