
INILAHCOM, Jakarta - Kader Partai Demokrat kembali geram dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon Wakil Presiden KH Maruf Amin.
Kini, kader Demokrat mengaku heran dengan Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani yang membandingkan soal program keluarga harapan (PKH) dengan bantuan langsung tunai (BLT).
Bukan hanya itu, kader Demokrat juga mengkritisi pernyataan Arsul yang seolah-olah program keluarga harapan itu dicetus oleh Presiden Jokowi dan zaman Presiden SBY namanya BLT.
"Bang @arsul_sani, PKH itu program SBY pak..!! Dari sejak 2012," kata Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean melalui twitternya yang dikutip INILAHCOM, Selasa (4/12/2018).
Akhirnya, Arsul yang merupakan Anggota Komisi III DPR RI ini membalas komentar Ferdinand mengenai PKH. Menurut dia, program bantuan sosial memang ada pada era Presiden siapa saja bukan hanya SBY maupun Jokowi.
"Bang @Ferdinand_Haean simpelnya: program bansos itu pada era Presiden siapa pun itu ada, yang beda adalah cara & quantum besarannya. Pada zaman Pak SBY dengan BLT cash, zaman Pak @jokowi tidak dengan BLT seperti sebelumnya, tapi dikemas dalam PKH yang pemberiannya via bank dengan jumlah Rupiah + penerima lebih besar," ujar Arsul.
Lalu, Ferdinand pun terus mencecar Arsul dengan memberikan postingan pernyataan Khofifah Indar Parawansa yang saat itu menjadi Menteri Sosial RI dalam Kabinet Kerja era Presiden Jokowi.
"Kanda @arsul_sani ini capture berita tentang pengakuan Mensos pak @jokowi soal program PKH. Jelas bunyinya itu program sejak era SBY. Jadi kalau abang bandingin ke BLT itu salah, apalagi seolah PKH jadi program Jokowi," kata Ferdinand.
Selain itu, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon juga ikut mengkritisi pernyataan Arsul Sani itu. Menurut dia, alangkah baiknya Arsul membaca lagi apa yang disampaikannya terkait PKH dan BLT.
"Baca lagi pernyataan abang. Cara abang membandingkan kedua program itu yang salah & ngawur. Seakan BLT pak @SBYudhoyono, PKH itu @jokowi. Padahal PKH itu juga program SBY! Jokowi melanjutkan saja. PKH malah sudah ada sejak 2007 di zaman Menteri Bactiar Chamsyah PPP. Lupa sejarah abang," kata Jansen.
Malah, Jansen memberikan bukti kepada Arsul. Anehnya lagi, Jansen menilai TKN Jokowi-Maruf Amin dari Partai Golkar yakni Ace Hasan Syadzily juga menyampaikan hal seperti Arsul. Padahal, PPP dan Golkar masuk dalam kabinet era SBY.
"Biar lengkap ini aku kasih buktinya ke bang @arsul_sani. Pernyataan Ace Golkar juga mirip dengan abang. Aneh saja, PPP dan Golkar yang dulu juga ada di pemerintahan pak @SBYudhoyono, malah sekarang karena ikut @jokowi mau ikutan juga menaghilangkan jejak yang dulu sama-sama kita buat. Salam," katanya.
Oleh karena itu, kader Demokrat Cipta Panca Laksana @panca66 meminta kepada Arsul untuk memberikan klarifikasi atas pernyataannya tersebut.
"Sekjen PPP @arsul_sani harus meralat statemennya. Membandingkan PKH dengan BLT adalah dungu. Kerena keduanya adalah program SBY. Kemana aja loe dulu? Sampai nggak tahu kalau itu dua-duanya program SBY?," tandasnya.
Sebelumnya Ketua TKN Jokowi-Maruf, Erick Tohir yang menyebut kalau Jokowi merupakan presiden pertama yang membuat terobosan industri kreatif di Indonesia. Padahal, zaman Pemerintahan SBY sudah ada yang namanya ekonomi kreatif dimana masuk dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.[ris]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Demokrat Kembali Geram dengan TKN Jokowi-Maruf : https://ift.tt/2FX2rBLBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Demokrat Kembali Geram dengan TKN Jokowi-Maruf"
Posting Komentar