Search

Terpopuler - Kata Sosiolog Muhammadiyah Soal Politik Identitas

INILAHCOM, Jakarta - Pakar Sosiolog Muhammadiyah Zully Qodir mengatakan saat ini politik identitas seharusnya telah tuntas.

Hal itu disebabkan karena mamaksa kehendak orang lain memilih calon tertentu dengan intimidasi seperti dianggap kafir dan munafik, serta ancaman seperti tidak disolatkan jenazahnya hingga tak disantuni.

Hal tersebut dikatakan Zully lantaran mensinyalir ada kalangan tertentu yang ingin menggunakan politik identitas sebagai agenda politik di Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.

Kemudian ingin mendegradasi demokrasi di Indonesia dengan memaksa orang lain memilih pemimpin yang seiman juga.

"Belajar dari para founding father bahwa persoalan politik identitas sudah selesai. Kita lihat para pendiri bangsa kita bukan hanya dari satu golongan saja tapi yang disepakati adalah kepentingan nasionalisme bukan agamisme semata," kata Zully dalam diskusi bertajuk "Tahun Politik, Anak Musa dan Tantangannya Meneguhkan Kembali Nalar Keislaman dan Kebangsaan Kita" di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2018).

Semestinya, lanjut, tenaga Ahli Unit Kerja Presiden Pancasila (UKPP) ini, membangun demokrasi yang berkeadaban dan tak menggunakan akses kebencian dan diskriminatif.

Kemudian bersikap dewasa dalam memilih bukan melihat lagi apakah pasangan calon pemimpin seiman atau tidak, melainkan orang yang dipilih memiliki kemampuan.

"Kita harus berpolitik secara dewasa. Tahun politik ini kita harus kedepankan daya saing dan kualitas. Ini yang jadi tolak ukur. Apapun pilihan politiknya intinya satu bahwa kita adalah sama-sama bangsa Indonesia," tutupnya.[jat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Terpopuler - Kata Sosiolog Muhammadiyah Soal Politik Identitas : http://ift.tt/2GYOrUA

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terpopuler - Kata Sosiolog Muhammadiyah Soal Politik Identitas"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.