ALHAMDULILLAH. Segala puji hanyalah milik Allah Swt. Dialah Dzat Yang Maha Menciptakan segala apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang patut disembah selain Allah. Hanya kepada-Nya kita menyembah dan akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan bimbingan-Nya kepada kita sehingga ucapan kita senantiasa terjaga dan terarah, hanya melontarkan kebenaran. Berbicara itu mudah, yang berat adalah mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Swt.
Mulut itu seperti moncong teko, hanya mengeluarkan apa yang memang ada di dalam teko. Jika di dalam itu air kotor, maka yang keluar dari mulut teko adalah air kotor. Sedangkan jika di dalamnya itu air yang jernih bersih, maka itulah yang keluar dari mulut teko. Demikian pula manusia, apa yang ada di dalam dirinya, pikirannya, hatinya, kepribadiannya, itulah yang muncul dari lisannya.
Jadi, lisan itu bisa menunjukkan siapakah pemiliknya. Lisan kita menunjukkan siapa dan bagaimana diri kita. Jikalau kita sedang berbicara dan isi pembicaraan kita adalah mengenai orang lain, maka sesungguhnya kita sedang membicarakan diri kita sendiri. Karena dari cara berbicara kita akan nampaklah bagaimana sebenarnya diri kita.
Kalau kita sedang benci pada seseorang, maka kata-kata yang keluar dari lisan kita akan menunjukkan kebencian itu. Kalau kita sedang sombong, maka kata-kata yang keluar dari lisan kita akan mencerminkan kesombongan itu, walaupun sepertinya rendah hati.
Oleh karena itulah Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita dalam sabdanya, "Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga)." (HR. Bukhori dan Muslim). Artinya, kemampuan kita dalam menjaga lisan kita akan sangat berpengaruh pada keselamatan kita di dunia dan di akhirat.
Berbicara yang benar itu tidak tergantung pada keindahan kata-kata, banyaknya ucapan, atau indahnya intonasi. Standar berbicara dalam Islam adalah isinya kebenaran dan kebaikan. Jika bukan kebenaran dan kebaikan, maka bukanlah cara berbicara yang sesuai ajaran Rasulullah Saw.
Berbicara juga harus datang dari hati. Perlu ada keselarasan antara perkataan, perbuatan dan niat di dalam hati. Karena jikalau tidak demikian, bisa-bisa kita terseret pada jebakan kemunafikan. Naudzubillahi mindzalik!
Marilah kita senantiasa memeriksa diri kita dan memperbaikinya. Semoga setiap perkataan kita senantiasa terjaga, hanya mengeluarkan kebaikan dan kebenaran yang benar-benar datang dari hati kita. Aamiin yaa Allah yaa Robbal aalamin. [smstauhiid]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Berkata Benar : https://ift.tt/2NMueErBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Berkata Benar"
Posting Komentar