INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menata ulang proyek listrik dan migas yang bahan baku didapatkan dari impor.
Sebab, impor bahan baku di proyek listrik dan migas ikut menyumbang defisit transaksi berjalan yang kian melebar sampai 3%. Defisit ini membuat nilai tukar rupiah kepada dollar Amerika Serikat melemah.
"Beberapa proyek strategi nasional bidang kelistrikan dan migas yang perlu di reschedule atau tata ulang. Untuk kurangi beban impor yang dipandang tak perlu," kata Menteri ESDM Ignatius Jonan saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (4/9/2018) malam.
Menurut Jonan, hanya beberapa bahan baku proyek itu yang boleh diimpor. "Kalau harus impor misal engga ada dalam negeri ya sudah lakukan," ujar Jonan.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir menyentuh level psikologis baru di angka Rp 14.900/US$. Sementara itu, pada tahun depan dalam asumsi nilai tukar yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp 14.400 per dolar AS.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta BUMN besar seperti Pertamina, dan PLN, mengurangi impor supaya cadangan devisa Indonesia kuat. BUMN itu diminta meninggikan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam kegiatan usaha dan proyeknya.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta proyek di PLN yang belum mendapat pendanaan atau financial closing ditunda.
"Tidak hanya memenuhi TKDN yaitu komponen dalam negeri tapi juga melihat secara langsung berapa jumlah impor barang modal. Untuk proyek yang belum financial closing akan ditunda," ujar Sri. [jin]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Proyek Listrik-Migas Ditata Ulang : https://ift.tt/2wFnp00Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Proyek Listrik-Migas Ditata Ulang"
Posting Komentar