RASULULLAH adalah seorang komunikator ulung yang mampu memikat hati semua orang yang mendengarkan kata-katanya. Kemampuan memilih kata dan keahlian menyusun kalimat yang beliau miliki tak ada yang bisa menandingi. Kalimatnya sejuk menyentuh hati, bukan tajam menusuk jantung. Beliau peka dengan perasaan orang lain.
Beliau, dalam berkomunikasi, penuh dengan senyum lembut yang tulus ikhlas terlahir dari hati. Tidak semua senyum itu tulus, ada yang disebut senyum palsu. Sekali dua kali mungkin kita tak bisa membedakan senyum asli dan senyum palsu. Setelah sekian lama diperhatikan barulah kita paham perbedaan keduanya. Getarannya berbeda, pesan yang sampai ke hati tidak lah sama. Bukankah sering diucap bahwa saat singa tersenyum janganlah dianggap itu sayang kepada kita, ia akan memangsa kita.
Kalau begitu, dalam berkomunikasi, bukan senyumnya yang paling penting melainkan ketulusan hati yang ada di belakang senyum. Walau tak tersenyum, pesan hati orang yang berhati lembut tetap terasa. Ada seorang ulama yang jarang tersenyum. Beliau sering terlihat diam dan kadang menangis. Saat meninggal dunia, semua jamaahnya sepakat dengan kesimpulan bahwa sang ulama itu adalah orang yang tulus kasih sayangnya pada jamaah dan santrinya. Dari mana penilaiannya? Allah yang menyampaikan hakikat hati seseorang pada orang lain.
Tampillah dengan tulus, ikhlas, tak usah dibuat-buat. Semua akan terbaca. Dalam berbicara, berupayalah berempati dan bersimpati dengan tulus ikhlas. Perhatikan perasaan orang lain, jagalah jangan sampai tersakiti agar hati kita tak tersakiti pada suatu saat yang lain. Tulus ikhlas itu sulit, tapi teruslah berusaha. Salam, AIM. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Yang Memikat adalah Ketulusan Hati Berkomunikasi : http://bit.ly/2X2KLbcBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Yang Memikat adalah Ketulusan Hati Berkomunikasi"
Posting Komentar