Search

Terpopuler - Masa Depan Siapa yang Tahu?

ALHAMDULILLAH saya sudah bisa nulis kembali setelah beberapa hari diminta absen oleh tubuh yang selalu meminta perhatian lebih dari biasanya. Kini, alhamdulillah sudah bisa aktivitas seperti biasa. Saat ini saya ada acara di Kota Mojokerto, seminar nasional tentang dakwah era millenial.

Setibanya di lokasi acara, seorang lelaki menyapa saya dengan pertanyaan: "Bapak suaminya Ida Rohmah ya?" Saya kaget sekali karena baru sekarang ada orang menyapa saya dengan pertanyaan langsung tentang isteri saya. Saya jawab "iya, kok tahu?". Beliau berkata bahwa semasa saya kuliah dulu beliau bertugas menjadi pelayan kantin kampus, tukang tata meja dan menghantarkan makanan pada pengunjung kantin. "Saya sering melayani makanan jenengan dan Mbak Ida saat makan di kantin," katanya.

Ternyata, kebiasaan kita pada masa lalu masih diingat oleh sebagian orang. Karenanya, lukislah dan tulislah kebiasaan kita saat ini dengan benar, baik dan indah. Pada masanya, semua akan ada yang mengkisahkan. Janganlah sombong dan angkuh, jangan menghina dan menyakiti, serta upayakan untuk membahagiakan sebanyak mungkin orang yang kita bisa. Kita tidak tahu bagaimana kita pada masa yang akan datang.

Ternyata, siapapun yang selalu tekun dan optimis serta tak mengeluh dengan pekerjaan yang menjadi takdirnya selalu saja mengalami peningkatan status dan nasib diri. Jangan meremehkan pekerjaan diri dan pekerjaan orang lain, sesederhana dan seremeh apapun pekerjaan itu. Syukuri dan nikmatilah.

Saya dulu pernah cerita seorang petugas kebersihan di sebuah mall di Surabaya yang kini menjadi rektor sebuah perguruan tinggi besar. Saya pernah bercerita tentang seorang staff paling rendah di sebuah instansi yang kini menjadi pejabat teras di sebuah pemerintahan. Saya juga pernah bercerita seorang anak yatim miskin yang kini menjadi milyarder.

Hari ini, saya harus bercerita tentang seorang pelayan kantin kampus yang menjadi pejabat dan tokoh agama. Masa depan manusia siapalah yang tahu selain Allah? Jangan memandang rendah dan remeh orang lain. Sebisa mungkin, bantulah orang lain untuk menjadi lebih sukses.

Jangan kecil hati kalau saat ini kita masih "kecil." Orang besar saat ini dulunya juga adalah bayi. Pohon besar kini adalah pohon yang dulunya adalah kecil. Teruslah mendekat pada Dzat Yang Maha Besar, maka kita akan selalu berada dalam proses menjadi lebih baik. Salam, AIM. [*]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Terpopuler - Masa Depan Siapa yang Tahu? : https://ift.tt/2YeufpH

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terpopuler - Masa Depan Siapa yang Tahu?"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.