INILAHCOM, Jakarta - IHSG telah keluar dari fase downtrend dan mulai berbalik arah dengan bergerak positif dalam jangka pendek.
Prakrtisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, menjelaskan besar kemungkinan IHSG akan melanjutkan penguatannya pada pekan ini. "Potensi ini muncul setelah S&P menaikkan peringkat surat utang Indonesia dan melesatnya bursa saham dunia pada pekan lalu saat Indonesia libur panjang Lebaran," katanya seperti mengutip dalam risetnya, Minggu (9/6/2019).
Untuk pekan ini, seperti biasa di awal bulan, pelaku pasar tengah menantikan data inflasi yang akan dirilis hari Senin (10/6/2019). BI memprediksikan inflasi bulan Mei 2019 akan mencapai 0,51% dan secara tahunan diperkirakan 3,14%.
Kemudian pada hari Kamis (13/6/2019), pelaku pasar menanti rilis data cadangan devisa hingga akhir Mei. Sementara dari luar negeri, cukup banyak data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian para investor pada pekan ini, diantaranya adalah Senin 10 Juni 2019: Rilis data GDP Jepang, Rilis data neraca perdagangan China, Rilis data neraca perdagangan, produksi manufaktur dan GDP Inggris.
Selasa 11 Juni 2019: Rilis keyakinan bisnis Australia, Rilis data tenaga kerja Inggris. Rabu 12 Juni 2019: Rilis indeks keyakinan konsumen Australia, Rilis data Inflasi China, Rilis data inflasi AS.
Kamis 13 Juni 2019: Rilis data pekerjaan Australia, Rilis data inflasi Jerman, Rilis data produksi industri dan penjualan ritel China, Rilis data neraca perdagangan AS. Jumat 14 Juni 2019: Rilis data penjualan ritel dan produksi industri AS.
Pada perdagangan terakhir sebelum libur, IHSG melanjutkan reboundnya dan berhasil menembus resistance dari tren turunnya, sehingga dapat dikatakan bahwa yang terburuk (fase downtrend) dari IHSG telah berhasil dilewati.
Secara teknikal, IHSG terlihat mulai bergerak kondusif setelah penurunan tajam yang terjadi pada pertengahan bulan mei lalu. IHSG telah berhasil melewati resistance penting, yaitu downtrend resistance line dan resistance gap di 6.106-6.135.
Penembusan area resistance tersebut, membuka potensi bagi IHSG untuk mengalami recovery pembalikan arah (reversal) membentuk pola V-shapped rebound. Indikator teknikal Stochastic dan MACD yang bergerak naik mengindikasikan bahwa IHSG sedang bergerak positif dalam jangka pendek. "Diperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.115-6.335 pada pekan ini."
Untuk perdagangan pekan ini, IHSG diperkirakan masih akan melanjutkan penguatannya. Hal ini seiring berlanjutnya sentimen positif dari kenaikan peringkat surat utang Indonesia oleh S&P.
Selain itu, melesatnya kondisi pasar saham global saat Indonesia libur menyambut Lebaran 2019, turut menjadi katalis positif yang akan mendorong penguatan IHSG pasca kembali dari libur panjang. Optimisme pelaku pasar akan bertambah karena meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Potensi ini, seiring dengan tren perlambatan ekonomi yang terjadi secara global. Kondisi ini diperkirakan akan membuat IHSG dan nilai tikar rupiah bergerak menguat di awal perdagangan pekan ini.
Data Ekonomi Angkat Wall Street
Bursa Wall Street ditutup menguat di akhir pekan, dipicu oleh laporan data pertumbuhan pekerjaan AS yang melambat, sehingga makin mendorong harapan The Fed untuk menurunkan suku bunga acuannya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payrolls hanya menghasilkan 75.000 pekerjaan pada bulan lalu, jauh lebih kecil dari prediksi ekonom sebesar 185.000. Perlambatan pertumbuhan lapangan kerja tersebut memberikan harapan The Fed akan menurunkan suku bunga acuan.
Selain itu, investor juga lebih optimistis melihat kemajuan dalam perundingan damai dagang antara AS, dengan China dan Meksiko. Dow Jones naik 263,28 poin (+1,02%) menjadi 25.983,94, S&P 500 menguat 29,85 poin (+1,05%) menjadi 2,873,34.
Nasdaq menambahkan 126,55 poin (+1,66%) menjadi 7,742.10. Dalam sepekan Bursa Saham AS melaju kencang, dengan Dow Jones menguat +4,71%, S&P 500 melonjak +4,41% dan Nasdaq meningkat +3,88%.
Peringkat dari S&P
Sementara dari dalam negeri, IHSG melonjak 105,01 poin (+1,72%) ke posisi 6.209,117, pada akhir pekan lalu jelang liburan panjang Lebaran 2019. Investor asing memborong saham dengan mencatatkan net buy sebesar Rp1,25 triliun di pasar regular.
Dalam sepekan terakhir di bulan Mei, IHSG berhasil menguat +2,5%. Penguatan ini diikuti oleh aksi beli investor asing yang membukukan net buy senilai Rp1,71 triliun di pasar reguler.
Sehari jelang libur panjang lebaran, Indonesia mendapatkan kado dari lembaga pemeringkat dunia yakni Standard and Poors (S&P) yang menaikan peringkat surat utang jangka panjang Indonesia, dari level BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.
S&P juga mengerek peringkat utang jangka pendek Indonesia menjadi AA- dari AAA-. S&P menaikkan peringkat pemerintah Indonesia dengan alasan prospek pertumbuhan yang kuat dan kebijakan fiskal yang positif (prudent).
Nilai tukar rupiah dan IHSG, merespons keputusan S&P tersebut, dengan terus bergerak menguat dengan diikuti oleh aksi beli investor asing.
Baca Kelanjutan Terpopuler - IHSG Bisa Lanjutkan Penguatan : http://bit.ly/2Xzy5JPBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - IHSG Bisa Lanjutkan Penguatan"
Posting Komentar