Jakarta, CNBC Indonesia - Tren harga batu bara terus mengalami pelemahan dalam sepekan usai memerah selama empat hari berturut-turut. Data Refinitiv menyebutkan harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$141,80/ton, pada Jumat (7/7) lalu atau ambles 5,28% dalam sepekan.
Adapun dalam sebulan harga komoditas emas hitam ini minus 0,04% dan sejak awal tahun (YtD) terjun bebas hingga minus 63,60%.
Ambruknya harga batu bara dipicu oleh melemahnya harga komoditas energi lainnya, melandainya permintaan, serta kemungkinan masih tingginya suku bunga di Amerika Serikat (AS). Harga batu bara juga melemah karena masih lesunya permintaan, terutama dari China.
Pelemahan harga batu bara ini otomatis akan mempengaruhi produsen baru bara yang masih menikmati harga tinggi. Meski demikian produsen batu bara optimistis dengan tren harga yang cukup tinggi tahun ini, menyusul potensi peningkatan permintaan.
Salah satunya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang tetap optimis memandang tren tersebut. Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan perusahaan memproyeksikan harga batu bara tahun ini bisa di kisaran US$140-US$150 per ton. Meski ada penurunan harga, permintaan masih tetap kuat sehingga harga emas hitam berpotensi bertahan.
Dia mengatakan harga batu bara berpotensi mengalami kenaikan lagi pada semester II-2023 karena faktor cuaca.
"Harga batu bara patokan berada di sekitar US$140-US$150 per ton. Tetapi bisa naik di semester II-2023 karena kemungkinan faktor terkait cuaca," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Senin (10/7/2023).
Untuk diketahui pada 2022 lalu harga batu bara sempat melejit yakni rata-rata berada di atas US$ 350 per ton. Bahkan, harga batu bara memecahkan rekor dua kali, yakni pada 2 Maret 2022 dengan harga US$ 446 per ton dan pada 5 September 2022 di harga US$ 463,75 ton.
Selain dari sisi harga, BUMI pun tetap optimistis dapat mencapai target produksi tahun ini sekitar 75-80 juta ton. Dia menegaskan produksi batu bara berangsur membaik, terlihat dari tren produksi kuartal II-2023 lebih tinggi dibandingkan awal tahun dan akan lebih tinggi hingga penghujung tahun.
"Belum ada angka (produksi) yang tersedia. Tetapi produksi lebih tinggi di kuartal II dibandingkan kuartal I. Bahkan bisa lebih tinggi di semester II-2023," tegas Dileep.
Sebelumnya, BUMI juga telah mengantongi restu dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memproduksi batu bara sebanyak 81,35 juta ton.
Dari total target produksi tersebut, sebanyak 70% atau 52-55 juta ton di antaranya bakal dipenuhi dari anak usaha BUMI yaitu, KPC dengan harga US$ 100-110 per ton. Sedangkan sisanya sebanyak 30% bakal dipenuhi dari PT Arutmin Indonesia. Sebagian produksi batu bara perusahaan diketahui difokuskan untuk suplai domestik terutama untuk PLN, dan 25% untuk ekspor.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Strategi BUMI Hadapi Tren Penurunan Harga Batu Bara Dunia
(rah/rah)
"tren" - Google Berita
July 10, 2023 at 06:27PM
https://ift.tt/ptxRrIA
Tren Harga Batu Bara Turun, BUMI 'Pede' Tetap Cuan - CNBC Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/up9ICVO
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Harga Batu Bara Turun BUMI 'Pede' Tetap Cuan - CNBC Indonesia"
Posting Komentar