INILAHCOM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) tidak bisa ditunda. Lantaran, Indonesia sudah ketinggalan jauh dibanding negara lain.
"Banyak sekali pengeluaran pemerintah yang memang dibutuhkan dan harus dikeluarkan sekarang dan tidak bisa menunggu. Bahwa pemerintah perlu menjaga belanja supaya efisien itu benar. Seluruh anggaran pemerintah dipakai untuk mengejar ketertinggalan. Fiskal kita digunakan untuk mengkompensasi pelemahan ekonomi sehingga tidak langsung merembes ke masyarakat," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Jakarta, Sabtu (29/7/2017).
Lantaran itulah, pemerintah perlu dana besar. Di mana, salah satu sumber pendanannya bisa diperoleh melalui utang.
Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, utang tidak bisa lepas dari kebutuhan belanja negara yang lebih besar ketimbang penerimaan. "Utang ini bukan masalah suka atau tidak suka. Tapi ini pilihan. Sebagai bentuk tanggungjawab dalam menjalankan anggaran," kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.
Sri Mulyani bilang, capaian dari kebijakan fiskal dan pengelolaan defisit anggaran yang sesuai aturan perundangan dan dilakukan secara hati-hati, profesional dan bijaksana, sesuai prinsip-prinsip pengelolaan utang global yang dianut oleh semua negara di dunia yang dapat dilihat manfaatnya berdasarkan data 2015 hingga 2017.
Selanjutnya dirinya memaparkan sejumlah pembangunan infrastruktur selama 2015 hingga 2017. Selama 2015, pembangunan jalan mencapai 5.229 kilometer. Setahun kemudian turun menjadi 2.528 kilometer. "Tahun ini 2.571 kilometer untuk jalan raya. Untuk bandar udara 9 tambahan baru, jalur kereta api 85 kilometer. Sedangkan pada 2015, 114,6 kilometer. Tahun ini 175 kilometer," papar Sri Mulyani
"Jumlah rumah yang dibangun untuk keluarga berpendapatan rendah 99 ribu pada 2015 dan 2016 sebanyak 1.111 unit. Sedangkan 2017 mencapai 123.000 unit. pada 2015, pembangunan bendungan 29 unit, pada 2016 sebanyak 37 bendungan. Tahun ini sebanyak 39 bendungan," jelas Sri Mulyani.
Dari sisi investasi Sumber Daya Manusia, ia memaparkan capaian di bidang pendidikan dan kesehatan berupa Kartu Indonesia Pintar, beasiswa Bidik Misi dan LPDP, pembangunan ruang sekolah baru serta dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Kalau kita lihat dari sisi investasi Sumber Daya Manusia, 20 juta anak-anak siswa mendapatkan Kartu Indonesia Pintar sehingga diyakinkan bisa sekolah dan tidak drop out. Beasiswa untuk Bidik Misi, 324 ribu mahasiswa mendapatkanya yang dulu tidak ada, belum LPDP. (LPDP) 16 ribu lebih (mahasiswa) yang sekarang bisa sekolah ke luar negeri atau di sekolah-sekolah universitas terbaik. Ruang kelas baru yang dibangun lebih dari 28 ribu pertahunnya dan dana Bantuan Operasi Sekolah," ungkapnya.
Di bidang kesehatan, Sri Mulyani yang mantan menkeu di era SBY ini, menggarisbawahi capaian asuransi kesehatan yang dapat menggratiskan akses kesehatan, imunisasi, penurunan prevalensi kurang gizi (stunting), ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas serta perlindungan sosial yang meningkat.
"Di bidang kesehatan lebih dari 90 juta (orang) sekarang mendapatkan akses kesehatan tanpa membayar bahkan. Iurannya dibayar oleh APBN. Imunisasi anak-anak bayi kita supaya tidak terkena penyakit, 4 juta (anak). Prevalensi stunting kita turunkan," Sri Mulyani.
"Presentasi kesediaan obat dan vaksin di Puskesmas meningkat. Perlindungan sosial PSKS, BLSM Rp17 triliun, PKH Rp1,8 triliun, Jamkes Rp5,6 triliun, BSM Rp4,6 triliun dan BOS Rp3.96 triliun di 2012. Pada 2017 perubahannya banyak," papar Sri Mulyani. [ipe]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Ani Bandingkan Pembangunan Jokowi dan Sebelumnya"
Posting Komentar