Staycation menjadi alternatif liburan yang populer beberapa tahun belakangan. Berawal dari cara healing di tengah pandemi, tren itu kini dimanfaatkan sebagai modus esek-esek.
Masih segar dalam ingatan ketika pandemi COVID-19 melanda dunia, masyarakat terpaksa harus berdiam diri di rumah. Pergerakan dibatasi karena pemerintah khawatir virus itu menyebar dengan cepat.
Pembatasan ini membuat orang-orang tak dapat berwisata dengan bebas. Jangankan berwisata, untuk bekerja pun, masyarakat harus melakukannya dari rumah atau dikenal dengan sebutan WFH.
Bagi masyarakat yang bosan WFH, hotel-hotel memberikan berbagai promo untuk bekerja sambil menginap di hotel. Hotel memutar otak, mencari cara sekreatif mungkin untuk mengambil hati masyarakat dalam kota untuk menginap di hotel yang sudah ditinggalkan turis akibat pembatasan mobilitas. Dibuatlah paket-paket liburan menyenangkan selama tamu menginap di sana.
Sampai akhirnya muncul istilah staycation. Mengutip Cambridge Dictionary, staycation adalah liburan yang dilakukan di rumah atau di dekat rumah. Jadi ibaratnya menjadi turis di kota sendiri.
Tempat staycation juga tak terbatas di rumah. Seperti disinggung sebelumnya, hotel atau villa juga kerap menjadi tujuan staycation.
Staycation dilakukan dengan tujuan relaksasi, refreshing, atau bersenang-senang. Orang-orang biasanya memilih staycation karena punya waktu liburan yang sedikit.
Tren ini menjamur di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Umumnya, staycation dihabiskan dengan melakukan berbagai kegiatan seperti mengobrol, bermain games, menonton film, berenang, hingga kulineran. Namun, tak jarang pula tren staycation ini dimanfaatkan untuk open booking (BO) atau memberikan layanan seks.
Mengutip penelusuran bisnis pemuas nafsu yang dilakukan CNBC Indonesia, modus staycation ini kerap ditemukan di aplikasi kencan. CNBC Indonesia sempat bercakap-cakap dengan gadis muda di Tinder. Ia kerap memamerkan foto-foto vulgar untuk menarik lelaki.
Gadis itu bernama Yuli. Dia mengaku berusia 26 tahun, asal Surabaya dan tengah berkuliah di Jakarta.
Yuli sempat curhat bahwa ia sedang stres karena mengerjakan skripsi yang sulit dan baru kehilangan pekerjaan freelance.
"Need refreshing aja sih. Pengen staycation di daerah jkt aja si. Dalam kota. Like di hotel luxury gt," kata dia.
Lain Yuli, penjaja layanan seks yang lebih terbuka bernama Cha. Mulanya, pemilik akun Twitter dengan pengikut 27 ribu itu hanya menjadi pembuat konten vulgar. Lama-kelamaan, dia juga melakukan open BO di Tinder untuk mendapatkan cuan lebih banyak.
"Sekarang kira-kira sih bisa dapat Rp50 juta sebulan. Terakhir tarif Rp 1 juta exclude (biaya hotel ditanggung konsumen. Kalo include (termasuk hotel) Rp1,8 juta. Lumayan sih, sehari bisa dua pelanggan, paling banyak empat dari twitter semua itu," kata Cha yang juga pernah menjadi sugar baby dengan bayaran Rp 5 juta per bulan.
Dari survei CNBC Indonesia Intelligence Unit pada 59 akun Twitter penyedia jasa layanan seks dengan rata-rata follower 3.793, didapat gambaran rata-rata tarif sekali open BO per jam Rp 1.117.000 untuk sekali senggama atau maksimal satu jam.
Sementara untuk long time atau 24 jam sebesar Rp 13.541.000.
Tarif jam-jaman di Jakarta sekitar Rp 1 juta dan tertinggi di Yogyakarta hampir Rp 1,4 juta.
Ada dua faktor yang menurut Cha, dan merangkum dari teman-temannya, sebagai pemicu ia yang akhirnya memilih mundur dari bangku kuliah terjebak dalam dunia bisnis esek-esek ini.
Pertama adalah kebutuhan dasar, di mana mereka tak cukup punya uang untuk mencukupi kebutuhan sementara mencari pekerjaan sampingan sulit. Kedua pergaulan di dunia itu menyeret pada gaya hidup tinggi seperti staycation, liburan, tas-baju-perawatan mahal hingga biaya dugem di klub tiap malam.
Bila Yuli dan Cha melakukan open BO karena tak punya pekerjaan, nyatanya ada juga para pekerja yang melakoni open BO untuk mengais cuan tambahan. Traveler mungkin masih ingat mengenai curhatan karyawati di pabrik Cikarang yang melayani nafsu birahi bosnya demi jaminan karir yang lebih baik.
Sumber kuat CNBC Indonesia di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mengungkapkan bahwa fenomena 'staycation bareng bos' demi karyawati memperpanjang kontrak di pabrik-pabrik di Cikarang beberapa waktu lalu benar adanya.
Berdasarkan penelusuran Kemenaker, fenomena itu banyak terjadi. Hal itu dilakukan baik secara sadar dan sukarela maupun terpaksa karena keadaan agar tidak kehilangan pekerjaan.
Simak Video "Protes Tak Puas 'Dilayani', Pria Tewas Dibunuh Keluarga Cewek Open BO"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)
"tren" - Google Berita
August 31, 2023 at 02:08PM
https://ift.tt/ojbcfsx
Staycation Goes Wrong: Tren Healing Beralih Jadi Open Booking - detikTravel
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/ogAzxRO
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Staycation Goes Wrong: Tren Healing Beralih Jadi Open Booking - detikTravel"
Posting Komentar