Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang rupiah terpantau makin perkasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah berhasil menjauhi level psikologis Rp15.200/US$ selama tiga hari beruntun.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis 0,07% terhadap dolar AS di angka Rp15.180/US$ pada perdagangan kemarin, Kamis (10/8/2023)
Rupiah sempat melemah di awal perdagangan dan menyentuh titik tertinggi Rp15.215/US$. Kendati begitu, pada akhir sesi berhasil ditutup menguat yang membuat apresiasi rupiah berlanjut dari satu hari sebelumnya sebesar 0,16% ke posisi Rp15.190.
Penguatan rupiah terjadi di tengah sikap wait and see pasar perihal data inflasi AS yang baru saja dirilis kemarin malam.
Negeri paman Sam mencatat inflasi periode inflasi Juli 2023 tumbuh 3,2℅ secara tahunan (yoy). Nilai ini sebenarnya lebih tinggi dibandingkan Juni yang tercatat 3% tetapi inflasi bergerak melandai lebih baik dari ekspektasi pasar. Diketahui, konsensus para ekonom memperkirakan ekonomi akan menyentuh 3,3%.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi mencapai 0,2%, juga sejalan dengan perkiraan. Sementara, inflasi inti- diluar harga komoditas energi dan pangan- mencapai 4,7% (yoy) dan 0,2% (mtm) pada Juli.
Nilai yang sudah sesuai ekspektasi tersebut bisa menjadi dorongan positif bagi pelaku pasar, sebab sikap bank sentral AS The Federal Reserve diproyeksi bisa melunal di pertemuan pada sisa akhir tahun ini.
Kendati demikian, juga tetap perlu diwaspadai karena inflasi, baik secara umum dan inti masih jauh di atas target the Fed yang berada di kisaran 2℅ secara tahunan. .
Pergerakan mata uang Tanah Air yang masih rawan juga disampaikan Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto yang memproyeksikan rupiah akan bergerak di angka Rp15.083 hingga Rp15.345. Menurut beliau, angka tersebut merupakan proyeksi untuk satu pekan ke depan.
Ia pun berharap agar perekonomian Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang solid hingga akhir tahun ini dengan performa ekspor yang yang masih menggeliat. Ekspor relatif kuat karena komoditas andalan ekspor tidak mengalami penurunan harga yang sangat drastis.
Hanya saja, negara tujuan ekspor terbesar RI yakni dari China juga patut diperhatikan. Pasalnya, sudah lima bulan terakhir impor-nya mengalami penyusutan ditengah kondisi ekonomi yang loyo, bahkan pada Juli lalu terjadi deflasi.
Huru hara China - AS terkait perang dagang juga kembali memasuki babak baru setelah Presiden AS, Joe Biden memberi ultimatum ke pemerintah Presiden China Xi Jinping. Rabu (9/8/2023), ia resmi mengeluarkan perintah eksekutif baru untuk membatasi investasi tertentu Paman Sam di bidang teknologi tinggi di China.
Aturan baru diharapkan akan diterapkan tahun depan dan menargetkan sektor-sektor seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI). AS berdalih, Ini dilakukan karena Washington berupaya membatasi akses ke teknologi utama dari China.
Babak baru perang dagang China-AS ini akan menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan ataupun perdagangan global mengingat besarnya peran China dan AS. Secara historis, kedua negara memang kerap berkonflik mengenai perdagangan bilateral.
Selama berkonflik itu pula, pasar keuangan global berkali-kali harus menderita. Konflik paling panas salah satunya di era Presiden Donald Trump pada 2018 di mana China dan AS sama sama mengadu kepada Badan Perdagangan Dunia (WTO) pada 2018.
Teknikal Rupiah
Foto: CNBC Indonesia
Pergerakan rupiah hari ini |
Tren pergerakan rupiah masih terpantau turun dalam basis waktu satu jam, yang menunjukkan penguatan masih berlangsung. Potensi penguatan masih bisa terjadi apabila rupiah bergerak turun ke posisi Rp15.170/US$.
Nilai tersebut merupakan support terdekat yang diambil berdasarkan horizontal line dari low candle 7 Agustus 2023.
Di sisi lain, resistance atau potensi pelemahan yang bisa diuji sebagai langkah antisipasi tetap berada di level psikologis Rp15.200/US$ yang juga bertepatan dengan horizontal line dari high candle 10 Agustus 2023.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Duh! Rupiah Masih Nyungsep, Dekati Rp 15.000
(mkh/mkh)
"tren" - Google Berita
August 11, 2023 at 08:13AM
https://ift.tt/HuqvkEU
Rupiah 3 Hari Perkasa, Akankah Tren Positif Berlanjut? - CNBC Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/Yj0GSTs
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah 3 Hari Perkasa, Akankah Tren Positif Berlanjut? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar