Search

Ada Tren "Quiet Quitting" di Kalangan Pekerja Inggris, Apa Itu? Halaman all - Kompas.com

LONDON, KOMPAS.com - Inggris menghadapi krisis keterlibatan karyawan yang mengkhawatirkan, dengan 90 persen pekerja tidak merasa terlibat dalam pekerjaan dan secara diam-diam mencari peluang kerja lain.

Dikutip dari CNBC, Kamis (12/6/2024), dalam laporan terbaru dari Gallup bertajuk State of the Global Workforce 2024, terungkap bahwa Inggris menghadapi masalah serius dalam keterlibatan karyawan.

Hanya 10 persen pekerja di Inggris yang merasa terlibat dengan pekerjaan mereka, jauh tertinggal dari AS dan beberapa negara Eropa lainnya.

Baca juga: Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Ilustrasi stres. pexels.com Ilustrasi stres.

Quiet quitting adalah fenomena di mana karyawan secara diam-diam mencari pekerjaan baru tanpa memberi tahu atasan mereka, semakin meningkat.

Data Gallup juga menunjukkan bahwa 90 persen karyawan di Inggris merasa terlepas dari pekerjaan mereka, menandakan ketidakpuasan yang mendalam di tempat kerja.

Tidak hanya ketidakpuasan yang mengkhawatirkan, namun tingkat stres dan kesedihan yang dirasakan pekerja Inggris juga sangat tinggi.

Sebanyak 40 persen karyawan melaporkan mengalami stres harian, dan 27 persen lainnya merasa sedih setiap hari angka tertinggi kedua di Eropa. Selain itu, 20 persen pekerja melaporkan merasa marah setiap hari.

Baca juga: Generasi Sandwich, Ini Tips Cegah Stres karena Merawat Anak dan Orang Tua

Menurut data dari Kantor Statistik Nasional Inggris yang dianalisis oleh McKinsey, lowongan kerja menurun 31 persen pada Januari 2024 dibandingkan dua tahun lalu, membuat banyak pekerja merasa terjebak dalam pekerjaan mereka saat ini.

Ketidakpuasan karyawan memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi. Gallup memperkirakan bahwa rendahnya tingkat keterlibatan karyawan merugikan ekonomi global sekitar 9 persen dari produk domestik bruto global.

Ilustrasi pegawai perusahaan. PEXELS/FAUXELS Ilustrasi pegawai perusahaan.

Namun, laporan Gallup juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi mendapatkan hasil yang lebih baik.

Menurut laporan tersebut, tidak terlibat dalam pekerjaan setara atau bahkan lebih buruk daripada menjadi pengangguran dalam hal kesejahteraan karyawan.

Baca juga: Stres Finansial Meningkat di Sejumlah Negara, Ini Penyebabnya

Sebaliknya, ketika karyawan menemukan pekerjaan dan hubungan kerja mereka bermakna, pekerjaan dikaitkan dengan tingkat kesenangan harian yang tinggi dan tingkat emosi negatif yang rendah.

Inggris menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan keterlibatan karyawan dan kesejahteraan di tempat kerja.

Perusahaan perlu mengambil langkah proaktif untuk meningkatkan lingkungan kerja dan memberikan peluang pengembangan yang bermakna bagi karyawan mereka untuk membalikkan tren quiet quitting dan meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Adblock test (Why?)



"tren" - Google Berita
June 13, 2024 at 09:47PM
https://ift.tt/bGDlwjh

Ada Tren "Quiet Quitting" di Kalangan Pekerja Inggris, Apa Itu? Halaman all - Kompas.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/G2cJwfz
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ada Tren "Quiet Quitting" di Kalangan Pekerja Inggris, Apa Itu? Halaman all - Kompas.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.