INILAHCOM, Bantul - Terhitung 2016, produksi garam di Pantai Samas, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta sudah berhenti. Gara-gara terjadi hujan meski kemarau, alias kemarau basah.
"Terakhir beroperasi kalau tidak salah sekitar 2015, Kemudian sejak 2016 sampai sekarang, sudah tidak operasi lagi. Ya, pengaruh dari kemarau basah," kata Ketua Kelompok Nelayan Mino Samudro Pantai Samas, Sadino di Bantul, Jumat (4/8/2017).
Menurut dia, tempat pembuatan garam yang memanfaatkan fasilitas bak penampung air laut berukuran tidak terlalu luas itu adalah bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.
"Ketika beroperasi, waktu itu hasilnya pernah dipromosikan lewat Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul ke pasar, karena waktu itu pemasaran sulit karena kalah sama pabrik. Dan sejak 2016 tidak beroperasi sama sekali," kata Sadino.
Kini, lanjut Sadino, kelompok nelayan siap beroperasi kembali ketika cuaca mendukung. Selain pendampingan dan fasilitasi dari dinas, perlu dilakukan pembenahan terhadap sejumlah fasilitas yang sudah ada.
"Dulu bak ini dikelola satu kelompok, satu kelompok berisi 50 orang, jadi bergantian mengelolanya. Cara produksinya pas sore ambil air laut kemudian dibawa ke bak lalu dikontrol kadar garamnya," kata Sadino.
"Kalau cuaca bagus bak penampung ini bisa memproduksi sekitar 50 sampai 60 kilogram garam Grosok. Tetapi sejak tahun 2016 produksi berhenti, penyebabnya karena kemarau basah," lanjut Sadino.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, pembuatan garam di Samas adalah baru uji coba tiga tahun lalu, belum dilanjutkan sampai sekarang karena berbagai pertimbangan. "Tetapi nanti ke depan akan kita maksimalkan," kata Pulung. [tar]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Kelangkaan Garam Akhirnya Makan Korban : http://ini.la/2395785Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Kelangkaan Garam Akhirnya Makan Korban"
Posting Komentar