SANG pengemis pertama ini memang terlalu kasar. Sudah wajahnya tak memantulkan cahaya air wudhu, lagu yang dinyanyikannya pun lagu bikinan sendiri yang sarat dengan sumpah serapah. Tuan rumah tak berkenan. Lagu yang dinyanyikannya belum tuntas, si tuan rumah cepat-cepat memberi uang receh 500 rupiah. Pengemis itu pergi.
Selang beberapa saat, pengemis kedua datang. Tampilan sederhana, wajahnya memang melas tapi tetap menyimpan sedikit pesona yang kelihatan sekali saat dengan lembut menyanyikan lagu kemanusiaan yang sarat makna. Tuan rumah senang sekali. Lagu pertama selesai, tuan rumah belum juga memberikan uang, karena berharap ada lagu kedua dan ketiga. Pengemis ini rupanya paham hasrat sang pemilik rumah, dia tak berhenti menyanyikan lagu kebaikan.
Tuan rumah akhirnya berkata sambil memberikan selembar 100.000an: "Mas, kalau Anda berkenan, akan aku bikinkan sekolah seni di desa ini untukmu, lengkap dengan rumah untuk kau tempati beserta seluruh keluargamu. Ajarkan lagu kemanusiaan yang lembut pada anak-anakku dan masyarakat desa ini secara umum."
Sahabat, jika permintaan dan doa kita tidak segera dikabulkan oleh Allah, janganlah sedih. Jangan-jangan itu karena nasib kita seperti pengemis kedua di atas. Allah sayang dan senang pada kita, siap memberikan sesuatu yang lebih dari apa yang Allah berikan pada mereka yang doanya terlalu cepat dikabulkan.
Sahabat dan saudaraku, setelah baca BC ini, masihkah pusing dengan doa yang belum dikabulkan? Salam pagi, AIM. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Sang Pengemis dan Diri Kita : http://ini.la/2399212Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Sang Pengemis dan Diri Kita"
Posting Komentar