INILAHCOM, Jakarta - Terkait longsornya daya beli, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli angkat bicara. Semua lantaran tim ekonomi salah dalam menerapkan stimulus kebijakan.
"Penyebab anjloknya daya beli adalah kebijakan makro ekonomi super konservatif," kata RR sapaan akrabnya melalui keterangan resmi kepada media di Jakarta, Senin (7/8/2017).
Kata RR, tim ekonomi Joko Widodo yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin nasution, tak memiliki kepekaan dalam membaca situasi ekonomi. Alih-alih bisa memberikan stimulus ekonomi, tim ekonomi justru mengencangkan kebijakan fiskal yang membuat daya beli seret.
"Di negara yang lebih canggih pengelolaan makroekonominya, mereka longgarkan fiskal, pajak dan moneter ketika ekonomi slowdown. Nanti kalau sudah membaik, baru diuber," kata RR.
RR menuturkan, pemerintah tak punya banyak ruang dalam alokasi belanja produktif, meski sudah memangkas subsidi energi. Pemerintah harus menyelesaikan prioritas utama dengan membayar cicilan pokok dan bunga utang yang mencapai Rp512 triliun selama 2017. Sementara dana infrastruktur hanya Rp387 triliun. "Tidak ada kreativitas untuk mengurangi beban utang dengan cara seperti debt to nature swap, loan swap," ujar RR.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan daya beli masyarakat di kuartal II-2017. Di mana, konsumsi hanya tumbuh 4,95%. Turun dibandingkan periode yang sama 2016 yang mencapai 5,07%. Hanya saja, konsumsi rumah tangga lebih baik ketimbang kuartal I-2017 yang tumbuh 4,94%.[ipe]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Daya Beli Rontok, Eks Menko Salahkan Tim Ekonomi"
Posting Komentar