Terkadang, makan jadi aktivitas untuk 'melarikan diri' dari situasi yang tidak menyenangkan. Terlebih di situasi pandemi yang serba tidak pasti, makanan seolah jadi penolong. Koki dan pakar kuliner, William Wongso, mengamati produk-produk makanan yang dijual mengarah ke comfort food.
"Saya melihat [gebrakan dan inisiatif] yang banyak dilakukan mengarah ke produk comfort food secara umum. Masing-masing berkreasi dalam harga, paket, format sajian, kualitas," kata William dalam temu media virtual bersama Best Eats Cares by FoodieS, Kamis (5/11).
Sesuai namanya, comfort food berarti makanan yang menimbulkan rasa nyaman untuk konsumen. Dalam artikel yang diterbitkan di International Journal of Gastronomy and Food Science, makanan ini dikaitkan dengan kandungan kalori tinggi dan cenderung berhubungan dengan masa kecil juga menu rumahan.
Umumnya, comfort food tersaji dalam hidangan bergaya tradisional dan menimbulkan nostalgia kampung halaman, keluarga, atau teman.
Melihat pengertian ini, comfort food bisa berbeda pada masing-masing orang. Tak heran jika comfort food buat orang Amerika bakal berbeda dengan orang Indonesia. Buat orang Indonesia, comfort food bisa berupa nasi goreng, bubur ayam, bakso, mi instan, juga soto ayam.
"Siapa pun tidak bisa melakukan perkiraan ke depan. Setahun ke depan apa yang harus dilakukan. Kita semua sadar masyarakat perlu makan makanan yang praktis, penuh gizi, dan harga yang realistis. Itu target market yang harus dipikirkan dalam keadaan ini," imbuh William.
Sementara itu, koki sekaligus pengusaha kuliner, Fernando Sindu, bercerita pandemi memaksa grup restorannya untuk melakukan adaptasi. Restoran yang awalnya berkonsep casual fine dining berubah jadi sajian comfort food.
Berpacu dengan aturan pengurangan kapasitas dan jam operasional, restoran pun memberikan layanan pesan-antar ke rumah. Tidak hanya mengandalkan layanan ojek daring, staf restoran pun turut turun ke 'medan perang'.
"Sekarang secara plus minus, gimana mungkin bisa profit kalau setengah kapasitas dan waktu? Ujung-ujungnya kami punya kemampuan untuk adaptasi dengan memperkecil cost [biaya produksi]," ujarnya dalam kesempatan serupa.
Dia bercerita, saat bulan puasa dan Lebaran kemarin, restorannya berinovasi dengan comfort food dalam kemasan rantang. Meski menu-menunya cenderung menu rumahan yang sederhana, tetapi makanan disajikan dengan gaya khasnya.
Kesempatan untuk Siapa Saja
Selain mendapat tantangan, rupanya dunia kuliner jadi wadah terbuka untuk siapa pun masuk. Jika Anda menyadari, kini makin banyak dan beragam usaha kuliner rumahan dengan menu-menu sederhana.
"Satu keuntungan di Indonesia, tidak ada aturan ketat [terkait usaha kuliner rumahan] seperti di Singapura, negara-negara Barat. Semua rumah bisa bikin makanan jual, tanpa izin [resmi]. Ini bisa membantu perekonomian di Indonesia," kata William.
(els/asr)"tren" - Google Berita
November 05, 2020 at 05:28PM
https://ift.tt/2Gvb3R3
Comfort Food, Tren Kuliner Selama Pandemi - CNN Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Comfort Food, Tren Kuliner Selama Pandemi - CNN Indonesia"
Posting Komentar