
Investing.com - Bursa saham di kawasan Asia melanjutkan tren penurunan Jumat pagi dipicu kepanikan pasar keuangan dunia yang semakin dalam dan bahkan aset safe haven seperti emas dan obligasi dijual untuk menutupi kerugian di ekuitas.
Benchmark Australia () turun 7% dan indeks Selandia Baru turun lebih dari 8%, Jepang (N225) turun 7%, sementara Korea Kosdaq (KQ11) turun 8%, memicu penghentian perdagangan 20 menit, ungkap berita yang dilansir Reuters Jumat (13/03).
Perdagangan mata uang tidak menentu di tengah likuiditas yang buruk dan terburu-buru untuk mengamankan pembiayaan dalam dolar, mata uang pendanaan utama dunia.
Setelah crash terburuk sejak Black Monday pada 1987 semalam, Dow futures turun sekitar 1% di Asia, sementara S&P 500 futures (ESc1) turun 0,7%.
"Ada rasa takut dan panik," kata James Tao, analis Commsec di Sydney.
"Saat ini berada dalam situasi begitu banyak ketidakpastian sehingga tidak ada yang tahu bagaimana merespons."
Penurunan, seiring dengan pandemi covid-19 yang menyebar, semakin dalam setelah Presiden AS Donald Trump menakuti investor dengan membatasi perjalanan dari Eropa, dan diikuti keputusan Bank Sentral Eropa yang mengecewakan pasar dengan menahan penurunan suku bunga.
Emas, biasanya merupakan safe haven di saat kepanikan, turun 3,5%.
"Kami khawatir akan ada kemungkinan tekanan dana dolar," kata Stuart Oakley, kepala aliran valas global Nomura di Singapura, ketika bisnis berebut meminjam dolar untuk menutupi kewajiban.
"Ketika semua orang melakukan itu pada saat yang sama, itu dapat menghasilkan permintaan besar-besaran untuk dolar. Dan pada akhirnya ... ada kekurangan, dan tingkat pendanaan dolar meledak."
The New York Federal Reserve menanggapi dengan memompa sejumlah besar uang tunai ke dalam sistem perbankan. Setelah menambah $500 miliar pada hari Kamis dan akan dilanjutkan dengan menyuntikkan $1 triliun hari Jumat ini dalam upaya menghentikan biaya pinjaman dari kenaikan.
Indeks saham MSCI di seluruh dunia (MIWD00000PUS) turun 9,51% dan turun lebih dari 20% dari puncak 52 minggu.
Indeks volatilitas VIX (VIX) - "pengukur rasa takut" Wall Street - dan ukuran volatilitas yang setara untuk Euro Stoxx 50 (V2TX) mencapai level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
"tren" - Google Berita
March 13, 2020 at 08:20AM
https://ift.tt/3aRZP2F
Bursa Dunia Lanjutkan Tren Penurunan, Panik Melanda Pasar Keuangan - Investing.com Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bursa Dunia Lanjutkan Tren Penurunan, Panik Melanda Pasar Keuangan - Investing.com Indonesia"
Posting Komentar