INILAHCOM, Timika - Direksi Bank Papua bakal bertemu manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI/Freeport) guna mencari solusi kredit bermasalah (macet) akibat banyaknya karyawan yang berhenti bekerja.
"Informasinya minggu depan tim akan datang ke Timika untuk melakukan pertemuan dengan Freeport. Itu baru sebatas penyampaian lisan, belum ada informasi tertulis," ujar Andrianto Agus Purnomo, Kepala Cabang Bank Papua di Timika, Papua, Selasa (1/8/2017).
Bank Papua belum dapat menyebut berapa nilai kredit bermasalah akibat berhentinya ribuan karyawan PT Freeport yang juga tercatat sebagai debitur bank tersebut akibat dari pemogokan yang mereka lakukan sejak 1 Mei 2017. "Kami belum bisa simpulkan. Yang jelas, kami terus melakukan pendekatan dengan pihak perusahaan untuk dapat menyelesaikan masalah ini," ujar Andrianto.
Andrianto mengakui, beberapa waktu lalu, Bank Papua sempat menutup sementara akses rekening karyawan PT Freeport dan karyawan perusahaan subkontraktor perusahaan pertambangan, yang terlibat aksi mogok kerja.
Langkah tersebut, menurut Andrianto, dilakukan sebagai bentuk antisipasi Bank Papua terhadap terjadinya kasus kredit bermasalah yang lebih besar.
Oleh karena, ribuan karyawan yang mogok tersebut dalam versi perusahaan dianggap bukan lagi sebagai karyawan karena dinilai mengundurkan diri secara sukarela, dan kini tidak lagi mendapatkan gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya.
"Tentu logis kalau kami melakukan penutupan sementara. Ini sebagai tindakan kehati-hatian bank. Yang menjadi agunan mereka kan gaji. Ketika karyawan itu tidak kerja, maka jaminan itu bisa terganggu," ujar Andrianto.
Bank Papua secara resmi telah menghentikan penyaluran kredit tanpa agunan kepada karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya sejak 20 Februari 2017, dan masih berlanjut hingga kini.
"Yang kami hentikan, yaitu kredit konsumtif kepada karyawan permanen Freeport dan karyawan perusahaan privatisasi. Tapi, kalau mereka memiliki usaha lain di luar, mereka bisa mendapatkan pelayanan kredit lainnya, seperti kredit modal usaha," ujar Andrianto.
Bank Papua termasuk salah satu dari tiga bank terbesar yang menyalurkan kredit kepada karyawan PT Freeport Indonesia dan karyawan perusahaan subkontraktor (privatisasi)-nya.
Total dana kredit yang dikucurkan Bank Papua kepada karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktor, mencapai lebih dari Rp500 miliar.
Jumlah karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktor Freeport yang menjadi nasabah Bank Papua sebanyak lebih dari 3.000 orang. Dua perbankan lain yang juga tercatat menyalurkan kredit dalam jumlah cukup besar kepada karyawan PT Freeport dan subkontraktornya, yaitu Bank Mandiri dan CIMB Niaga.
Adapun total dana kucuran kredit Bank BRI di kalangan karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya tercatat senilai lebih dari Rp70 miliar. Saat ini tercatat lebih dari 7.000 karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya yang menggelar mogok kerja sejak April dan Mei lalu telah diberhentikan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
Dari jumlah itu tercatat sebanyak 4.200 orang merupakan karyawan permanen PT Freeport. Sedangkan sisanya merupakan karyawan perusahaan subkontraktor Freeport seperti PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) dan lainnya. [tar]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Bank Papua Diserbu Kredit Macet karena Freeport : http://ini.la/2395050Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Bank Papua Diserbu Kredit Macet karena Freeport"
Posting Komentar