CINTA itu tidak diukur dengan seberapa lama hidup bersama, melainkan seberapa tulus saling berharap membahagiakan. Ada orang yang saling mencinta yang menikmati kebersamaan hanya dalam waktu semalam, yakni pada malam pertama perkawinannya saja, karena salah satunya harus bertemu kematian dengan membawa kesejatian cinta itu. Sahabat Nabi yang bernama Julaibib adalah salah satu contohnya.
Cinta itu tidak diukur dengan seberapa sering berjumpa, melainkan seberapa sering saling ingat dan mendoakan. Ada orang yang saling mencinta, namun selalu berpisah karena tugas mulia yang harus dijalankan masing-masing. Nabi Ibrahim yang mulia adalah satu satu contohnya.
Cinta itu tidak diukur dengan seberapa sering saling memuji, melainkan seberapa sering saling menghargai. Pujian bisa jadi hanya wujud sebuah rayuan, sementara menghargai adalah sikap dari sebuah kejujuran.
Cinta itu tidak diukur dengan seberapa sering saling memberi materi, melainkan seberapa sering memberi arti dari ketulusan hati. Begitu banyak yang memberi materi, namun tak pernah dibungkus dengan debar bahagianya hati. Begitu banyak yang tak mampu mempersembahkan materi, namun ia mempersembahkan keseluruhan hati.
Cinta yang murni adalah anugerah, dengannya hidup menjadi lebih bergairah. Allah menciptakan manusia dengan cinta, manusia terlahir dari perasaan cinta, dan karenanya harus menjalani hidup dengan cinta, bukan dengan kebencian. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang dibangun di atas hakikat cinta.
Marilah kita menjadi penebar cinta, bukan penebar kebencian. Tanamkan cinta, jangan tanamkan benci. Hanya dengan inilah Indonesia dan dunia ini secara keseluruhan akan menggapai titik ideal kedamaian. Salam, AIM. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Semua tentang Cinta, Semua Berujung pada Cinta : http://bit.ly/2SIiIjPBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Semua tentang Cinta, Semua Berujung pada Cinta"
Posting Komentar