INILAHCOM, Jakarta - Tekanan pada IHSG diperkirakan akan mereda di awal pekan dan tidak tertutup kemungkinan bursa bisa bangkit lagi mengikuti penguatan bursa saham AS pada akhir pekan kemarin.
Menurut praktisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, tetapi potensi kenaikan IHSG kemungkinan masih terbatas setelah koreksi cukup tajam pada pekan lalu. Selanjutnya IHSG berpotensi bergerak dalam pola sideways melanjutkan konsolidasinya.
"Sentimen negatif dari data ekonomi domestik diharapkan dapat hilang pada pekan ini dan perhatian pelaku pasar akan beralih pada rilis laporan kinerja keuangan emiten full year 2018," katanya seperti mengutip hasil riset tentang IHSG, Minggu (17/2/2019).
Secara teknis, jelasnya, untuk level support IHSG saat ini berada di kisaran 6.355-6.380. Apabila IHSG gagal bertahan diatas support tersebut dan kembali bergerak turun, maka trend naik IHSG akan patah. Dengan demikian sehingga berpeluang melanjutkan koreksinya menuju target dikisaran 6.117 hingga 6.215.
Namun selama mampu bertahan diatas support 6.380, IHSG masih berpeluang melanjutkan kenaikannya melewati 6.581 dan menuju level all time high yang pernah dicapainya di level 6.693. "Sementara untuk pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak direntang kisaran support 6.300 dan resistance di level 6.500."
Pekan ini tidak ada data domestik penting yang akan membebani IHSG. Perhatian pelaku pasar hanya akan tertuju pada agenda Rapat Dewan Gubernur BI pada hari Kamis (21/2/2019) yang diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuannya.
Sementara dari luar negeri, cukup banyak data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian para investor pada pekan ini, diantaranya Selasa 19 Februari 2019, Rapat dan kebijakan moneter Bank Sentral Australia (RBA), Rilis indeks pendapatan Inggris, Rilis indeks sentimen ekonomi Jerman
Rabu 20 Februari 2019, Rilis data perdagangan Jepang, Rilis data pendapatakan Australia, Laporan meeting The Fed. Kamis 21 Februari 2019, Rilis data pekerjaan Australia, Rilis data inflasi, manufaktur dan sektor jasa Jerman, Pertemuan Kebijakan moneter bank sentral eropa (ECB), Rilis data durable goods AS
Jum’at 22 Februari 2019, Pernyataan Gubernur RBA Lowe, Rilis data inflasi Jepang, Pernyataan Presiden ECB Draghi, Komentar dari beberapa pejabat The Fed
Dengan tidak adanya agenda dan rilis data ekonomi nasional penting, diharapkan sentimen negatif dari data defisit perdagangan pekan lalu efeknya bakal mereda dan diharapkan selesai, sehingga dapat mengurangi tekanan IHSG pada pekan ini.
Sementara dari ekternal, sentimen yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar adalah pernyataan dan kebijakan dari beberapa bank sentral utama global yang tengah mengadakan pertemuan pada pekan ini, terutama pertemuan the Fed dan pernyataan dari beberapa pejabat tingginya.
Secara teknikal, koreksi yang dialami oleh IHSG pada pekan lalu belum membuatnya keluar dari channel uptrend-nya, seperti yang terlihat pada weekly chart IHSG di bawah ini. Sesuai perkiraan pekan sebelumnya, IHSG saat ini terlihat mulai berkonsolidasi dengan bertahan di level support 6.380.
Meski melemah dalam 2 pekan berturut-turut, tapi IHSG masih berada di jalur kenaikannya, dengan bergerak di fase uptrend dan masih berpotensi membentuk pola reversal rounding bottom. Indikator teknikal MACD mulai bergerak melandai di atas centreline, sehingga mengindikasikan bahwa IHSG masih berkonsolidasi di dalam tren naik.
Baca Kelanjutan Terpopuler - IHSG Masih di Fase Konsolidasi : http://bit.ly/2GuHr4CBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - IHSG Masih di Fase Konsolidasi"
Posting Komentar