KOMPAS.com - Thrifting shop atau berbelanja barang bekas, terutama fashion kini semakin digemari anak muda. Bukan hanya mencari harga murah, cara ini juga dijadikan wujud peduli lingkungan guna mendukung slow fashion.
Tren fashion bergerak cepat dengan pengulangan gaya. Karena itu, banyak fashion item yang hits di masa lalu bisa kembali digunakan dengan gaya modern.
Bagi sebagian kalangan mungkin berbelanja barang preloved masih terasa asing. Ada banyak pertanyaan soal higienitasnya dan keamanannya.
Banyak yang memandang sebelah mata soal kebiasaan belanja barang preloved ini. Kebanyakan dianggap hanya ingin tampil fashionable tanpa mengeluarkan biaya yang layak.
Padahal, sebenarnya itu bukan masalah utamanya. Banyak anak muda menjadikan gaya berbelanja barang bekas sebagai cara berkontribusi pada isu dunia.
Baca juga: Fenomena Thrifting Sedang Digandrungi, Apa Pemicunya?
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 5 hal yang menjadi daya tarik utama dari pola thrifting shopping:
- Zero waste
Belakangan ketika isu kepedulian lingkungan semakin berkembang, publik mulai menyadari jika industri fashion bisa memberikan dampak buruk pada bumi. Terlebih lagi berbagai brand fashion ready-to-wear di dunia kerap berkonsep fast fashion.
Produksi sebanyak-banyaknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Masyarakat juga semakin konsumtif berbelanja pakaian sehingga limbah tekstil semakin banyak.
Memanfaatkan pakaian atau tas bekas layak pakai bisa menjadi cara memakai ulang produk lama tersebut. Dengan demikian, kita bisa sedikit berkontribusi untuk mengurangi sampah di dunia.
Baca juga: Semangat Fesyen Berkelanjutan dari Industri Ritel Pakaian
- Peduli akan nasib buruh
Berbagai produsen fast fashion berusaha menghasilkan barang dengan biaya produk yang rendah. Tak heran jika kemudian upah pekerja yang diberikan amat memprihatinkan.
Ada pula isu soal keselamatan kerja dan jam kerja panjang yang tidak manusiawi. Menerapkan gaya fesyen lambat bisa menjadi cara untuk menciptakan kondisi yang lebih baik.
Harapannya jika publik lebih banyak mengenakan item produksi slow fashion maka pelaku industi besar akan mengubah perilaku dan sistemnya.
Baca juga: Ini Brand Lokal yang Mengusung Konsep Sustainable Fashion
- Ramah di kantong
Kebiasaan belanja item preloved jelas lebih ramah di kantong. Kebanyakan produk biasanya dijual dengan harga yang sangat murah.
Umumnya si pemilik sebelumnya tidak menjual demi keuntungan dan hanya berharap bisa mendapatkan pengguna baru. Hal ini menjadi keuntungan bagi pembeli karena ada lebih banyak uang yang bisa dihemat.
Dana yang dialokasikan juga bisa dipakai untuk memberi produk lain. Misalnya saja seperti tas atau sepatu.
Baca juga: 5 Tempat Donasi Barang Bekas agar Kembali Bermanfaat
- Tidak ada duanya
Pakaian hasil dari thrifting shopping akan terasa unik dan tiada duanya. Kita bisa memodifikasi dan melakukan padu padan sesuai dengan gaya personal.
Metode ini menjawab persoalan banyak anak muda yang merasa produk fashion di pasaran tidak sesuai dengan seleranya. Selain itu, kita juga bisa berkreasi semaksial mungkin dengan berbagai pilihan.
- Menyenangkan
Membeli berbagai item fashion preloved juga menyenangkan bagi sebagian orang. Berbeda dari belanja produk baru, kita harus sebisa mungkin memilih item yang paling sesuai dan berkualitas.
Karena itu perasaan senang yang didapatkan pasti berbeda dibandingkan berbelanja di mall atau toko. Terlebih lagi dengan berbagai dampak positif akan thrifting shop maka aktivitas belanja kita jadi lebih bermanfaat.
Baca juga: 4 Tips Berburu Baju Bekas di Pasar Baru
"tren" - Google Berita
March 11, 2021 at 08:36PM
https://ift.tt/3rxYff3
Tren Thrifting Shop, Trik Fashionable Sekaligus Peduli Lingkungan - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Thrifting Shop, Trik Fashionable Sekaligus Peduli Lingkungan - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com"
Posting Komentar