JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 mendorong peningkatan tren belanja kebutuhan sehari-hari secara daring. Penyedia layanan belanja daring memanfaatkan hal ini untuk mengembangkan layanan, termasuk berinovasi mengikuti kebutuhan konsumen.
Warga Depok, Jawa Barat, Maharani (25), semakin sering menggunakan layanan belanja daring sejak Covid-19 mewabah. Sebisa mungkin ia menghindari pasar dan pusat perbelanjaan karena khawatir terpapar Covid-19. Ia kini rutin membeli kebutuhan rumah tangga dan bahan makanan lewat beragam aplikasi dan e-dagang.
”Belanja daring sejauh ini memuaskan dan nyaman dilakukan. Selisih harganya pun tidak jauh (dengan beli di toko fisik). Bahan makanan yang datang selalu dibungkus rapi dan dalam keadaan bersih,” kata Maharani saat dihubungi, Rabu (10/3/2021).
Pegawai swasta di Jakarta Selatan, Ajeng (26), pun demikian. Ia rutin belanja kebutuhan sehari-hari dan bahan makanan secara daring sejak pandemi. Selain untuk keamanan, belanja daring dilakukan karena tempat tinggalnya jauh dari pasar. Belanja daring pun ia nilai bisa menghemat waktu.
”Nyaman saja belanja dari handphone. Tinggal klik, klik, tidak lama (barangnya) sudah ada di depan pintu indekos,” kata Ajeng.
Baca Juga: Pola Belanja Berubah, Masyarakat Cermati Nilai Produk
Hal ini sejalan dengan survei McKinsey & Company pada April 2020 terhadap 711 orang. Pada laporan berjudul Implications of Covid-19 for Retail and Consumer Goods in Indonesia, 36 persen responden mengatakan bakal lebih banyak menggunakan aplikasi untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari. Sebanyak 40 persen responden menyatakan akan memanfaatkan e-dagang.
Kecederungan publik untuk belanja ke toko fisik menurun. Sebanyak 40 persen responden menyatakan akan mengurangi frekuensi belanja secara fisik, seperti ke pasar tradisional dan toko ritel.
Tren belanja kebutuhan pokok secara daring diperkirakan akan langgeng. Survei McKinsey & Company pada November 2020 menyatakan, 9 dari 10 orang Indonesia telah mencoba perilaku belanja baru.
Menurut laporan Indonesian Consumer Sentiment during the Coronavirus Crisis, ada 36 persen orang Indonesia yang lebih banyak menggunakan layanan pesan-antar kebutuhan pokok selama pandemi Covid-19. Sebanyak 65 persen orang berencana terus menggunakan layanan ini setelah pandemi selesai.
Transaksi meningkat
GoMart, layanan belanja kebutuhan sehari-hari (groceries) dari Gojek, mencatat pertumbuhan transaksi selama pandemi naik tajam. Kenaikan mencapai 7-8 kali dari Februari 2020 ke Desember 2020. Jumlah barang terjual naik 19 kali lipat, sementara jumlah penguna bulanan GoMart meningkat 8 kali.
”Ada pergeseran perilaku masyarakat karena pandemi. Masyarakat beralih ke kegiatan daring untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona. Hal ini turut berdampak ke tren belanja bahan kebutuhan pokok secara daring,” kata Head of Groceries Gojek Tarun Agarwal pada sesi wawancara virtual terbatas, Rabu (10/3/2021).
GoMart pun berencana memperluas layanan dan membuat fitur-fitur baru pada 2021. GoMart kini tersedia di 11 kota besar, seperti Jakarta, Medan, Makassar, dan Palembang. Layanan ini akan diperluas ke kota-kota baru. Pihaknya juga akan menambah pilihan toko dan produk sesuai kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Belanja Daring Sebelum Era Internet
Head of Product Marketing Gojek Yoel Wijaya mengatakan, pihaknya juga berencana meningkatkan kualitas layanan asisten belanja yang disebut Emak Jago. Layanan ini memberdayakan perempuan untuk membantu pelanggan memilih bahan makanan segar. Keterampilan mereka akan dilatih sebelum dijadikan mitra GoMart.
”Dari hasil riset kami, publik rupanya ragu dengan kualitas barang yang dibeli secara daring, terlebih jika pelanggan tidak memilih sendiri barangnya. Itu sebabnya kami membuat layanan ini,” kata Yoel.
Inovasi berbasis kebutuhan konsumen menjadi penting. Partner and Co-Leader of Consumer Packaged Goods and Retail Practices McKinsey di Asia Tenggara Simon Wintels mengatakan, konsumen akan punya lebih banyak pertimbangan ketika belanja. Ada beberapa nilai produk yang dipertimbangkan, seperti tingkat kesegaran produk, kesehatan, dan lokalitasnya (Kompas, 18/5/2020).
Baca Juga: Hadapi Pandemi, Bisnis Ritel Modern Kembangkan Kanal ”Omnichannel”
Di sisi lain, TaniHub mencatat pertumbuhan bisnis sebesar 639 persen pada 2020 dibanding 2019. Ada lebih dari 250.000 pengguna baru selama Maret-Desember 2020.
Vice President if Corporate Affairs TaniHub Group Astri Purnamasari menilai pandemi mengakselerasi digitalisasi. Ia menilai kepraktisan belanja, kemudahan, kesehatan, kebersihan, dan harga yang kompetitif akan jadi tren setelah pandemi.
“Kami melihat masa ini untuk berkontribusi pada pertumbuhan online groceries (belanja daring) di Indonesia. Kami berupaya memastikan kualitas produk dan layanan yang baik untuk menjaga kepuasan pelanggan. Langkah ini penting untk meningkatkan kepercayaan publik untuk belanja daring,” kata Astri.
Jaringan TaniHub akan terus dikembangkan. Pada 2021, ekosistem digital bagi klien akan dikembangkan. Otomasi rantai pasokan berbasis data juga akan dilakukan. “Kami juga menargetkan untuk menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1 triliun untuk 10.000 petani,” ucapnya.
"tren" - Google Berita
March 10, 2021 at 05:47PM
https://ift.tt/3vb8JmT
Tren Belanja Daring Kebutuhan Sehari-hari Meningkat - kompas.id
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Belanja Daring Kebutuhan Sehari-hari Meningkat - kompas.id"
Posting Komentar