INILAHCOM, Jakarta - Pertemuan dua jam Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi momentum politik penting akhir 2018 ini menyambut tahun politik 2019. Pertemuan yang menghasilkan komitmen untuk memenangkan Prabowo-Sandi ini, suka tidak suka memberi dampak serius bagi kandidat petahana.
Tiga bulan sejak kampanye dimulai menimbulkan spekulasi liar di publik soal komitmen setengah hati SBY dalam mendukung pasangan Prabowo-Sandi. Dalam tiga bulan pertama masa kampanye ini, SBY dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ikon Partai Demokrat nyaris tak pernah muncul dalam forum bersama partai koalisi termasuk dengan kandidat capres Prabowo Subianto termasuk dengan Cawapres Sandiaga Uno.
Spekulasi itu akhirnya pupus dengan pertemuan antara SBY dan Prabowo Subianto yang digelar di kediaman SBY, Jumat (21/12/2018). Pertemuan hampir dua jam lamanya itu mencapai sejumlah pengukuhan komitmen di antara dua partai dan dua tokoh partai politik itu.
SBY secara lugas menyampaikan komitmen Partai Demokrat untuk memenangkan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 mendatang. Selain itu, SBY menyebutkan pihaknya juga menginginkan Partai Demokrat sukses dalam Pileg. SBY menyebut terdapat dua tujuan utama dalam Pemilu 2019.
"Pileg agar suara lebih tinggi dari Pileg 2014 dan kami ingin Pak Prabowo jadi presiden 5 tahun ke depan. Itu tanggung jawab kami secara moral dan politik," ujar SBY saat jumpa pers usai pertemuan di kediaman pribadi SBY di Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Setali tiga uang, Prabowo dalam kesempatan tersebut juga mengklarifikasi soal spekulasi komitmen Partai Demokrat dan SBY dalam pemenangan Pemilu 2019 mendatang. Menurut dia, faktor teknis berupa kesibukan masing-masing pihak menjadi pemicunya. Prabowo memastikan sinergitas antara sekrertaris jenderal partai koalisi berjalan dengan baik. "Saya garis bawahi, saya tidak pernah ragu dengan komitmen Pak SBY, beliau soerang pemimpin negarawan, mantan jenderal, tentara mempunyai perhitungan," ujar Prabowo.
Prabowo meyakini sinergitas akan semakin terbentuk pada saatnya tiba. Menurut dia, saat ini partai koalisi dalam tahap membangun kembali mesin partai yang dimulai dari bawah. "Kita yakin pada saatnya sinegi ini akan semakin kuat dan terasa," tandas Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Menariknya, di penutup jumpa pers, SBY mengingatkan agar masa kampanye mendatang pihaknya tidak diganggu. SBY berharap semua pihak agar dapar mendapat ruang dan jalan untuk berikhtiar dalam pemilu. "Tolong kami jangan diganggu, karena kami tidak akan menganggu siapapun. Biarlah semuanya mendapat ruang dan jalan untuk ikhtiar," tegas SBY.
Konsolidasi dua jenderal dalam menghadapi Pemilu 2019 ini tentu memberi efek tidak kecil bagi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dalam menyongsong Pemilu 2019 mendatang. Selain itu, reputasi SBY dalam mengatur strategi politik telah teruji dalam Pemilu 2004 dan Pemilu 2009 yang terbukti memenangkan SBY dalam pemilihan langsung.
Bersatunya dua jenderal perang dan jenderal strategi ini harus diwaspadai secara serius oleh kandidat petahana, Jokowi dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin. Belum lagi dalam sejumlah riset, elektabilitas kandidat petahana melorot secara konsisten.
Baca Kelanjutan Terpopuler - Konsolidasi Prabowo-SBY, Menimbang Nasib Jokowi : http://bit.ly/2Ctk1JRBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Konsolidasi Prabowo-SBY, Menimbang Nasib Jokowi"
Posting Komentar