Search

Tren Pengendalian Covid-19 Fluktuatif, Gorontalo Harus Waspada - kompas.id

Memuat data...

KOMPAS/DEBORA LAKSMI INDRASWARI

Penumpang pesawat yang baru mendarat di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, mengantre tes antigen Covid-19, 24 September 2021. Pemerintah daerah dan BPBD Gorontalo mewajibkan penumpang yang mendarat untuk mengikuti tes antigen Covid-19.

Keberhasilan pengendalian wabah Covid-19 di Gorontalo ditandai dengan membaiknya Indeks Pengendalian Covid-19. Namun, tren pengendalian Covid-19 yang cenderung fluktuatif menjadi alarm bahwa situasi pandemi Gorontalo belum sepenuhnya pulih.

Upaya aktif pemerintah daerah Gorontalo dalam mengendalikan Covid-19 membuahkan tren penanganan yang membaik. Perbaikan penanganan tersebut tergambar dari Indeks Pengendalian Covid-19 Indonesia-Kompas (IPC-19).

Data terakhir pada 8 November 2021 menunjukkan skor indeks Gorontalo berada di angka 80. Angka tersebut meningkat 23 poin dibandingkan saat pengukuran awal IPC-19 pada 19 Juli 2021 yaitu sebesar 57 poin. Dengan capaian itu, Gorontalo menjadi provinsi dengan pengendalian Covid-19 terbaik kedua di antara provinsi lain di Pulau Sulawesi.

IPC-19 merupakan pengukuran pengendalian Covid-19 di setiap provinsi di Indonesia yang dilakukan setiap minggu sejak 12 Juli 2021. Skor IPC-19 Indonesia-Kompas dinilai dalam skor pada rentang angka nol hingga 100. Nilai skor semakin mendekati 100 berarti pengendalian Covid-19 suatu daerah semakin baik.

Indikator-indikator dan indeks tersebut berguna sebagai acuan bagi pemerintah provinsi untuk dapat membenahi aspek yang masih menjadi kelemahan dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya.

Memuat data...

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Kawasan pesisir Gorontalo yang menghadap Teluk Tomini, 20 Juni 2019. Tren pengendalian Covid-19 di Gorontalo sejak Juli 2021 hingga 8 November 2021 cenderung fluktuatif.

Perbaikan pengendalian Covid-19 di Gorontalo dapat didalami kembali ketika melihat indikator-indikator penyusunnya yang terdiri atas dua kelompok. Keduanya ialah manajemen infeksi sebagai upaya preventif dan manajemen pengobatan sebagai upaya kuratif.

Manajemen infeksi memuat tiga indikator, yakni rerata kasus positif Covid-19 dalam tujuh hari terakhir terhadap kasus maksimum yang dialami provinsi, angka rasio positif (positivity rate) tujuh hari terakhir, dan persentase cakupan vaksinasi lengkap terhadap total populasi di provinsi tersebut.

Sementara manajemen pengobatan meliputi total angka kesembuhan terhadap total kasus positif Covid-19, rerata kematian akibat Covid-19 selama tujuh hari terakhir, dan rerata keterpakaian tempat tidur (bed occupation rate/BOR) rumah sakit oleh pasien Covid-19 selama tujuh hari terakhir.

Dilihat dari dua komponen itu, skor manajemen infeksi lebih dominan dalam mendorong perbaikan pengendalian Covid-19 di Gorontalo. Hal ini dilihat dari perbandingan skor pada awal pengukuran IPC-19 dengan data terakhir pada 8 November 2021. Pada awal pengukuran indeks, skor manajemen infeksi 22. Skor meningkat 15 poin menjadi 37 pada 8 November 2021.

Meskipun demikian, komponen manajemen pengobatan patut diperhitungkan. Sejak awal pengukuran IPC-19, ada peningkatan skor dari 35 menjadi 41 poin.

Memuat data...

Upaya aktif

Membaiknya skor IPC-19, khususnya pada komponen manajemen infeksi, tidak dapat dilepaskan dari upaya aktif Pemerintah Provinsi Gorontalo. Upaya preventif itu semakin aktif dilakukan bersamaan dengan gelombang kedua pandemi yang melanda Indonesia mulai Juli 2021. Apalagi pada pertengahan Agustus 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti Gorontalo sebagai provinsi dengan lonjakan kasus tertinggi di Indonesia.

Untuk mencegah meluasnya penularan, pemda membatasi mobilitas penduduk dengan mengatur jam operasional tempat publik dan menutup sejumlah ruas jalan. Pembatasan ini dilakukan mengingat mobilitas penduduk yang cair di wilayah perbatasan Kota Gorontalo dengan daerah sekitarnya seperti Kabupaten Gorontalo. Apalagi sepanjang ruas jalan itu terdapat sejumlah titik pusat kumpul masyarakat yang dapat menimbulkan kerumunan.

Selain itu, pemerintah daerah juga melakukan skrining awal pada pendatang yang masuk ke Gorontalo melalui jalur udara dan laut. Di Bandara Djalaluddin, Gorontalo, setiap penumpang pesawat yang baru mendarat wajib mengikuti tes antigen Covid-19.

Upaya aktif pemda untuk melakukan vaksinasi juga gencar dilakukan.Salah satunya dengan menggelar razia sertifikat vaksin pada pengendara. Pengendara yang kedapatan belum mendapatkan vaksinasi diarahkan untuk vaksin langsung di sarana yang sudah disediakan dekat dengan lokasi razia.

Memuat data...

ANTARA/ADIWINATA SOLIHIN

Petugas Dinas Kesehatan Kota Gorontalo menerima 4.650 dosis vaksin Sinovac yang disimpan di dalam gedung Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Gorontalo di Dulalowo, Kota Gorontalo, 13 Januari 2021. Distribusi vaksinasi Covid-19 di Gorontalo masih belum merata, terutama untuk kelompok masyarakat umum dan rentan, kelompok remaja, dan warga lansia.

Usaha gencar untuk mendorong vaksinasi masyarakat juga dilakukan dengan mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengajak dua warga lansia untuk divaksin. Sejumlah vaksinasi massal juga dilakukan dengan kerja sama berbagai pihak.

Gencarnya upaya vaksinasi ini dilakukan lantaran maraknya isu hoaks dan ketidakpercayaan masyarakat akan adanya virus korona. Hal ini membuat masyarakat enggan divaksin dan tidak mengikuti protokol kesehatan.

Karena itu, pemda melakukan upaya vaksinasi lebih aktif. Mengandalkan kesadaran masyarakat untuk vaksinasi tidak mungkin dilakukan. Strategi jemput bola diterapkan dan terbukti berhasil mendongkrak angka vaksinasi di Gorontalo. Hingga 11 November 2021, Gorontalo menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi tertinggi kedua di Pulau Sulawesi.

Vaksinasi pertama telah menjangkau 54,4 persen dari 938.400 sasaran vaksinasi. Sementara vaksinasi kedua berhasil diberikan kepada 30 persen target. Capaian ini sekaligus meneguhkan tren perbaikan manajemen infeksi yang salah satunya didukung dengan perkembangan vaksinasi yang meningkat.

Memuat data...

Tantangan penanganan

Meskipun meningkat, perlu dicermati bahwa distribusi vaksinasi masih belum merata. Hal ini terlihat dari capaian vaksinasi berdasarkan kelompok sasaran. Dari lima kelompok sasaran vaksinasi, hanya tenaga kesehatan saja yang sudah mencapai dan melebihi target vaksinasi.

Sementara kelompok lainnya masih belum mencapai target vaksinasi penuh (dua kali vaksin). Capaian vaksinasi kedua untuk kelompok petugas publik masih 89 persen dari target. Untuk masyarakat umum dan rentan hanya 23 persen dari target. Pada kelompok anak-remaja (usia 12-17 tahun) baru mencapai 21 dari target. Sementara pada warga lansia hanya 13 persen dari target.

Melihat data tersebut, dibutuhkan percepatan vaksinasi agar semua kelompok sasaran segera mendapatkan perlindungan vaksin. Jumlah dan persentase vaksinasi yang tinggi tidak banyak berarti apabila sebagian besarnya hanya berasal dari satu kelompok masyarakat saja.

Apalagi capaian vaksinasi tiga kelompok sasaran masih di bawah 30 persen dari target. Hal ini memancing peringatan dari WHO yang menyoroti menurunnya laju vaksinasi pada kelompok lansia dalam seminggu terakhir.

Memuat data...

Karena itu, distribusi vaksinasi harus benar-benar merata kepada setiap kelompok sasaran. Strategi aktif vaksinasi juga perlu dilakukan untuk menyasar kelompok rentan seperti warga lansia dan anak-remaja.

Upaya ini menjadi penting mengingat vaksinasi sebagai bagian dari manajemen infeksi sangat berdampak pada skor IPC-19. Jika upaya preventif ini tidak ditingkatkan, risiko gelombang ketiga Covid-19 akan benar-benar terjadi.

Apalagi tren pengendalian Covid-19 Gorontalo selama ini cenderung fluktuatif. Misalnya pada minggu keenam pengukuran IPC-19, skor indeks meningkat berturut-turut selama empat minggu dari 37 menjadi 76.

Pada dua minggu setelahnya, skor indeks menurun perlahan dengan skor 75 dan 70 sampai akhirnya meningkat kembali. Namun, dalam dua minggu terakhir, skor indeks mengalami penurunan dari 82 menjadi 80.

Memuat data...

KOMPAS/DEBORA LAKSMI INDRASWARI

Nelayan Desa Tanjung Kramat, Kota Gorontalo, menurunkan hasil tangkapan berupa ikan tuna, 26 September 2021. Delapan ikan tuna seberat masing-masing 40-50 kilogram selanjutnya dibawa ke pelelangan ikan untuk dijual.

Artinya, meskipun pengendalian Covid-19 membaik dibandingkan beberapa  bulan lalu, situasi saat ini belum sepenuhnya pulih. Jika lengah sedikit saja, dikhawatirkan kasus Covid-19 akan meningkat kembali. Risiko ini bertambah melihat isu hoaks dan ketidakpercayaan terhadap Covid-19 masih gencar di masyarakat.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat sejumlah isu hoaks yang beredar di media sosial. Salah satunya pada 4 September 2021 beredar video yang memperlihatkan seorang siswa di Kabupaten Gorontalo Utara menangis karena merasakan tangannya tidak bisa digerakkan (lumpuh) usai menjalani vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Mewaspadai Stagnasi Pengendalian Covid-19 di Sumbar

Berdasarkan penelusuran Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, siswa tersebut hanya mengalami kram. Peredaran konten-konten hoaks seperti ini dapat melengahkan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk mengikuti proses vaksinasi.

Karena itu, konsistensi penanganan pandemi di Gorontalo perlu dijaga selama pandemi belum usai. Pengawasan dan upaya aktif pemerintah daerah dalam menangani Covid-19 sangat diharapkan dan diandalkan untuk terus meningkatkan tren pengendalian Covid-19. (LITBANG KOMPAS)

Baca juga: Bagaimana ”Kompas” Mengukur Indeks Pengendalian Covid-19?

Adblock test (Why?)



"tren" - Google Berita
November 16, 2021 at 10:01AM
https://ift.tt/3DmemlS

Tren Pengendalian Covid-19 Fluktuatif, Gorontalo Harus Waspada - kompas.id
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tren Pengendalian Covid-19 Fluktuatif, Gorontalo Harus Waspada - kompas.id"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.