JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 ternyata tak menjadi penghalang bagi kelangsungan bisnis sewa pesawat jet pribadi. Meski pasarnya terbatas, orang-orang yang berminat menaiki pesawat jet dengan kecepatan tinggi tetap ada.
Arif Wibowo, Ketua Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir sebenarnya tren bisnis jet pribadi tidak mengalami pertumbuhan yang benar-benar signifikan.
Namun, ketika pandemi Covid-19 melanda, ada beberapa masyarakat kalangan atas atau orang kaya raya yang melihat jet pribadi sebagai kebutuhan penting.
Baca juga: AirAsia Indonesia Hentikan Penerbangan Berjadwal hingga 30 September 2021
“Ada indikasi untuk kalangan-kalangan tertentu yang memerlukan transportasi untuk perjalanan yang lebih aman dan bersifat privat,” ungkapnya sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id, Senin (6/9/2021).
INACA sendiri tidak memiliki data pasti mengenai jumlah perusahaan penyedia jet pribadi. Arif mengaku, tidak banyak perusahaan seperti itu yang beredar di Indonesia. Secara umum, hanya orang-orang dari kalangan tertentu saja yang mampu memiliki jet pribadi.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Arif pun menilai, perusahan-perusahaan jet pribadi hadir bukan untuk memanaskan persaingan bisnis penyewaan jet pribadi, melainkan untuk mengutamakan pemenuhan kebutuhan pesawat tersebut yang mana pasarnya tergolong segmentif.
"Bisnis ini sangat niche market, jadi strategi pelaku usaha lebih ke arah melakukan diferensiasi produk saja," kata dia.
Dalam berita sebelumnya, Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi menyampaikan, permintaan sewa pesawat jet pribadi mengalami kenaikan di masa pandemi Covid-19. Tren tersebut terjadi di berbagai perusahaan jet pribadi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Ia menyebut, bila sebelum adanya pandemi Covid-19, permintaan sewa jet pribadi dalam sebulan hanya 4-6 perjalanan dalam negeri. Namun, sejak pandemi muncul, sepanjang tahun 2020, permintaan sewa jet pribadi tumbuh menjadi sebanyak 8-12 perjalanan dalam negeri.
"Untuk saat ini seminggu kita bisa melakukan atau melayani penerbangan sebanyak 4 kali-5 kali. Ini kalau lagi ramainya, malah sehari kita bisa melayani penerbangan 2 kali-3 kali," jelasnya, Senin (6/9/2021).
Baca juga: Jumlah Penumpang Turun, Garuda Indonesia Berharap Penerbangan Umrah Dibuka
Saat ini, Indojet Sarana Aviasi memiliki tiga jenis pesawat, yakni hawker 400 dengan kapasitas 6 seats rute perjalanan Jakarta – Bali dihargai sebesar US$ 19.500. Sementara itu, pesawat hawker 800 dengan kapasitas 8 seats rute Jakarta – Bali dibanderol dengan harga US$ 26.500. Adapun pesawat legacy 600 dengan kapasitas 13 seats rute Jakarta – Bali biayanya sebesar US$ 37.000.
Stefanus menyebut, pengguna jasa sewa jet pribadi meliputi kalangan pengusaha atau pebisnis yang melakukan perjalanan bisnis kerja, keluarga yang hendak berlibur dan memiliki kemampuan finansial yang kuat, orang yang melakukan penerbangan yang bersifat urgent, serta orang yang melakukan penerbangan karena harus berobat dari satu kota ke kota lainnya, atau bahkan keluar negeri.
Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Begini kata INACA soal tren bisnis sewa jet pribadi di masa pandemi Covid-19
"tren" - Google Berita
September 06, 2021 at 06:15PM
https://ift.tt/3jJFzYi
Tren Masa Pandemi, Orang Super-Kaya Pilih Sewa Pesawat Pribadi - Kompas.com - Kompas.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Masa Pandemi, Orang Super-Kaya Pilih Sewa Pesawat Pribadi - Kompas.com - Kompas.com"
Posting Komentar