KOMPASIANA---Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) akan dilaksanakan kembali pada tahun ajaran baru Juli nanti.
Nadiem sendiri mengakui banyak kekhawatiran tentang rencana ini. Menurut dia, tidak ada solusi lain selain anak-anak harus mulai berinteraksi lagi.
Namun dengan peraturan vaksin diprioritaskan untuk para guru, Nadiem merasa sudah waktunya pembelajaran kembali ke sekolah.
Dia menegaskan bahwa setiap orangtua memiliki hak mutlak menentukan apakah anaknya boleh ikut sekolah tatap muka atau tidak. Selain itu, dikatakan Nadiem, sekolah wajib memberikan opsi tatap muka.
Selain rencana pembelajaran tatap muka ada juga pembahasan mengenai pembelajaran self dignity dan riset yang terhambat dengan bahasa Indonesia.
Berikut konten-konten menarik dan populer kategori Edukasi di Kompasiana:
1. Gembira Sekaligus Cemas jika Sekolah Resmi Buka Lagi Juli Nanti
Menurut Kompasianer Yana Haudy, dari surat izin yang ditandatangani orangtua mengenai pembelajaran tatap muka.
Hal tersebut berdasarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang sejak Desember 2020 telah meminta semua sekolah mengumpulkan surat pernyataan orangtua, apakah mereka memberi izin atau tidak jika sekolah buka lagi.
Hampir semua orangtua dari 336 siswa di sekolah anak lelaki dia menyetujui pembelajaran tatap muka, termasuk di sekolah anak perempuannya.
Dikatakannya, lima guru dari jenjang sekolah berbeda yang dia tanyai juga mengatakan mayoritas orangtua di sekolah mereka ingin sekolah cepat buka lagi. (Baca selengkapnya)
2. Pembelajaran "Self Dignity" ala Orangtua Saya
Semua hal yang membentuk karakter seseorang dalam menjalani kehidupannya tentu tidak bisa dilepaskan dari didikan orangtua di rumah, termasuk mengenai harga diri.
Harga diri yang diajarkan oleh orangtua bisa saja kuat atau lemah, tergantung dari karakteristik dasar dan latar belakang pendidikannya.
Namun pada beberapa kasus, menurut Kompasianer Ony Edyawaty, para orangtua dengan latar belakang cukup mampu dan tingkat pendidikan yang tinggi justru kerap luput mengajarkan konsep harga diri pada anak-anak mereka.
"Dengan tanpa malu-malu mereka memberikan teladan bahwa untuk mendapatkan apapun, bisa dengan jalan pintas," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Mau Riset tapi Nyangkut di Bahasa Indonesia
Menurut Kompasianer masih banyak lagi kesalahan mendasar yang dilakukan para penulis naskah ilmiah, terutama penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Secara kasar, dikatakan dia, kerumitan bahasa Indonesia hanya terletak pada penggunaan imbuhan yang memang sangat berperan dalam membentuk arti suatu kalimat dan cara pemakaiannya yang sangat tidak beraturan
"Jika kaidah-kaidah yang jelas diatur dan sederhana seperti itu tidak dikuasai oleh seorang peneliti atau penulis karya ilmiah, bagaimana yang bersangkutan dapat menguasai teori-teori di penelitiannya yang seharunya jauh lebih kompleks?" tulisnya. (Baca selengkapnya) (IBS)
"tren" - Google Berita
May 10, 2021 at 02:04PM
https://ift.tt/3he9irq
[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Gembira Sekaligus Cemas jika Sekolah Resmi Buka Lagi | Pembelajaran Self Dignity - Kompas.com - Kompas.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "[TREN EDUKASI KOMPASIANA] Gembira Sekaligus Cemas jika Sekolah Resmi Buka Lagi | Pembelajaran Self Dignity - Kompas.com - Kompas.com"
Posting Komentar