KOMPASIANA---Seperti anak-anak umumnya, menjadi anak bungsu tidak selalu enak seperti dibayangkan banyak orang.
Memang, menjadi anak paling kecil di antara kakak-kakak yang lainnya terkadang menyenangkan. Semua disediakan dan juga dilayani.
Tapi, hal tersebut hanya sebagian kecil saja. Duka menjadi anak bungsu sebenarnya lebih sedikit yang tampak dari pada apa yang dirasakan.
Anak bungsu kerap menjadi bulan-bulanan para kakak di rumah dan terus akan dianggap menjadi anak kecil.
Selain mengenai anak bungsu ada juga tentang anak emas dalam keluarga dan mengenai sibling rivalry.
Berikut 3 konten menarik dan populer kategori Lyfe di Kompasiana:
1. Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu
Kompasianer Syarifah Lestari mengatakan menjadi anak bungsu memang menyenangkan. Namun tidak saat dewasa.
Seperti yang ia alami sendiri. Saat berumah tangga, menurutnya amat terasa sekali tidak ada kakak yang mengurusi dan bapak yang menyiapkan ini-itu.
"Semua pekerjaan rumah hanya mengandalkan insting perempuan ala kadarnya. Sekian tahun di awal pernikahan, aku lumayan stres menghadapi urusan rumah, terutama dapur," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Pahami Risiko Anak Emas dari 2 Sisi Berbeda dalam Keluarga
Istilah anak emas seringkali muncul ketika ada salah seorang anak yang diistimewakan oleh keluarga, orang terdekat atau lingkungan di sekitarnya.
Kompasianer Indra Mahardika mengatkaan, tidak heran jika hadirnya persepsi adanya seseorang dengan cap anak emas kerapkali memunculkan rasa cemburu bagi orang sekitarnya. Apalagi jika istilah ini muncul dalam konteks keluarga kecil.
Tanpa disadari adanya perlakuan istimewa justru berdampak buruk bagi perkembangan sosial si anak.
Ia mencontohkan saudara-saudaranya yang lain bebas melakukan apa saja, namun si anak emas justru dibatasi melakukan suatu hal karena takut terluka, takut kelelahan, takut ini dan takut itu.
"Terlalu banyak ketakutan membuat kemampuan interaksi sosial si anak terhambat," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Sibling Rivalry Meningkat di Masa Pandemi, Berikut 5 Langkah Menanganinya
Sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung semakin meningkat di masa pandemi. Hal ini disebabkan seringnya mereka bertemu.
Sibling rivalry ditandai dengan perkelahian, baik berupa ejekan, teriakan, cemburu dan lain sebagainya.
Berbeda dengan sebelum pandemi. Mereka akan sibuk dengan kegiatan di sekolah, les atau klub olahraganya. Kami berkumpul menjelang Magrib dalam keadaan semua lelah. Tidak ada waktu dan energi untuk teriak.
Drama yang sering mereka tayangkan adalah masalah makanan, perebutan posisi dan ketidakadilan. Seperti pagi itu. Panggung yang mereka pakai, dapur. Tempat saya bekerja, hehe kerja masak. (Baca selengkapnya)
"tren" - Google Berita
April 13, 2021 at 05:19PM
https://ift.tt/3wQgIX7
[TREN LYFE KOMPASIANA] Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu | Ini 5 Langkah Menangani Sibling Rivalry - Kompas.com - Kompas.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "[TREN LYFE KOMPASIANA] Derita Anak Bungsu yang Tak Banyak Orang Tahu | Ini 5 Langkah Menangani Sibling Rivalry - Kompas.com - Kompas.com"
Posting Komentar