JAKARTA, investor.id - Berbagai indikator perekonomian nasional berada dalam tren positif. Hal itu tercermin pada kenaikan indeks keyakinan konsumen (IKK) ke level 93,40, purchasing manager’s index atau PMI manufaktur ke level 53,2, dan kenaikan penjualan kendaraan bermotor sebesar 28,2% pada Maret 2021 (yoy). Selain itu, belanja nasional pada April juga naik 32,5% (yoy).
Tren positif itu diyakini akan berlanjut dalam bulan-bulan selanjutnya. Apalagi terdapat sejumlah amunisi untuk mendorong pertumbuhan. Misalnya pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) pada Mei yang bernilai total Rp 150 triliun akan memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1%. Selain itu, pemerintah tengah menyiapkan insentif untuk sektor ritel, serupa dengan insentif untuk pembebasan PPN dalam pembelian properti dan relaksasi PPnBM untuk pembelian mobil.
“Kalau dilihat, proyeksi kita ke arah recovery. Kita berharap pada kenaikan dari segi konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, maupun ekspor,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam “Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN” pada Jumat (23/4/2021).
Hadir dalam acara virtual ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirjen Imigrasi Jhoni Ginting, Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito, dan Sekretaris Menko Perekonomian Susiwiyono sebagai moderator.
Airlangga mengatakan, berbagai indikator positif tersebut tercapai karena dukungan faktor positif vaksinasi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Selain indikator positif PMI, IKK, dan penjualan mobil, dalam tiga bulan terakhir neraca perdagangan berada dalam tren positif. Catatan Badan Pusat Statistik menunjukkan secara kumulatif neraca perdagangan kuartal I-2021 surplus sebesar US$ 5,5 miliar.
“Ekspor tinggi, demikian pula impornya meningkat. Dengan demikian ekonomi bergerak. Investasi diharapkan meningkat lebih tinggi lagi, begitu juga dengan belanja pemerintah,” tegas Airlangga.
Realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 16 April 2021 mencapai Rp 134,07 triliun atau 19,2% dari pagu anggaran PEN 2021 sebesar Rp 699,43 triliun.
Airlangga juga mencatat peningkatan belanja nasional sebesar 32,48% (yoy). Angka ini didapat dari pembelian belanja nasabah bank secara nasional, baik melalui kartu debit, kartu kredit, ATM, dan alat pembayaran lainnya.
Sejalan dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah, ekonomi Indonesia diprediksikan rebound pada 2021 dengan pertumbuhan dalam kisaran 4,5-5,3% (YoY).
Insentif Lanjutan
Sementara itu, terkait kebijakan “Gas dan Rem” yang diterapkan pemerintah melalui program pengendalian Covid-19 dan program pengungkit ekonomi, Airlangga mengatakan bahwa ada beberapa program yang didorong, salah satunya adalah pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang bisa mengungkit produk dometik bruto (PDB).
Pemberian THR untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), seperti PNS, TNI, Polri dan pekerja swasta akan berkontribusi hingga 1% dari PDB atau setara Rp 150 triliun. THR akan meningkatkan kegiatan belanja sehingga sektor konsumsi rumah tangga bergerak.
Pemerintah juga akan merealisasikan insentif subsidi ongkos kirim (ongkir) dalam rangka Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Kini pemerintah dan stakeholder terutama penyedia platform e-commerce sedang mempersiapkan sistemnya. Pemerintah mengalokasikan subsidi ongkir sebesar Rp 500 miliar.
“Akuntabilitas adalah hal yang penting. Usulan-usulan dari platform yang mendukung Harbolnas ini diterima pemerintah dan sedang dikaji lebih lanjut. Penyedia platform pada prinsipnya juga ingin berkontribusi. Jadi nanti kami akan lihat, mana ongkir yang ditanggung pemerintah dan mana yang ditanggung platform. Dalam waktu dekat akan diumumkan,” kata Airlangga.
Selain itu, kata Airlangga, pemerintah akan memberikan insentif tambahan modal kerja untuk sektor ritel serta hotel, restoran dan kafe (horeka). Mereka termasuk sektor yang paling terpukul pandemi. “Mereka bisa melakukan restrukturisasi (pinjaman) hingga tiga tahun. PMK (Peraturan Menteri Keuangan) sudah turun, dengan demikian bisa berbicara dengan perbankan masing-masing,” ucapnya.
Insentif berikutnya yang tengah digodok adalah ditujukan untuk sektor ritel. Airlangga belum membeberkan detailnya, namun akan menyerupai insentif bagi industri properti yang menikmati pembebasan PPN dan insentif untuk otomotif berupa relaksasi PpnBM.
Penanganan Covid Membaik
Airlangga juga menjelaskan bahwa kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam menangani Covid-19 telah menghasilkan angka kasus aktif yang menurun dan total vaksinasi yang sudah disuntikkan hingga 22 April 2021 mencapai lebih dari 17,98 juta dosis.
Parameter Covid-19 di Tanah Air saat ini relatif lebih baik dibandingkan global. Hal itu terlihat pada tren persentase kasus aktif di Indonesia yang lebih rendah dari global dan kasus sembuh di Indonesia yang juga lebih besar dari global.
“Bila dilihat secara keseluruhan kasus aktif Indonesia masih menurun dibandingkan global. Kasus aktif di Indonesia sekitar 6,22% sedangkan global 12,75%. Tingkat kesembuhan Indonesia 91% sedangkan global 85%," ucap Airlangga.
Dari segi vaksinasi, Indonesia berada di posisi 10 besar dunia dan termasuk empat besar dunia dalam hal penyuntikan yang dilakukan oleh negara bukan produsen vaksin. Untuk lebih mempercepat peningkatkan herd immunity, program vaksinasi terus diakselerasi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa masyarakat Indonesia harus selalu berhati-hati dalam mengamati laju penularan kasus Covid-19. Dia juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menerapkan protokol PPKM Mikro yang sudah terbukti bagus. Budi meminta pemerintah tidak terburu-buru melonggarkan standar PPKM Mikro.
Adapun terkait larangan mudik, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa berdasarkan fakta, selama ini meningkatnya kasus aktif Covid-19 di Indonesia selalu terjadi setelah adanya libur panjang. Sehubungan dengan hal itu, tahun ini diterbitkan peraturan tentang larangan mudik yang diterapkan pada tanggal 6 sampai dengan 17 Mei 2021.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan, penetapan mobilitas masyarakat menggunakan tes Swab akan diperketat. Mulai tanggal 22 April sampai dengan 5 Mei 2021 dan tanggal 18 sampai 24 Mei 2021, hasil tes Swab yang biasanya berlaku tiga hari, kini berlaku hanya satu hari.
Waspadai India
Terkait perkembangan kebijakan penanganan Covid-19 terkini, yaitu tentang serangan gelombang ketiga (third wave) di India, pemerintah telah melakukan rapat koordinasi untuk menerapkan pembatasan-pembatasan terkait mobilitas dari India. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan pemberian visa bagi WNA yang pernah tinggal dan atau mengunjungi India dalam waktu 14 hari. Sedangkan bagi WNI yang akan kembali ke Indonesia dan pernah tinggal atau mengunjungi wilayah India dalam kurun waktu 14 hari tetap diizinkan masuk dengan protokol kesehatan yang diperketat.
“Indonesia memiliki posisi dan cara penanganan Covid-19 yang tidak sama dengan India. Presiden Joko Widodo memberi arahan agar kita terus waspada,” tambah Menko Airlangga.
Seperti diketahui, terjadi lonjakan kasus Covid-19 di India dengan lebih dari 15 juta orang terinfeksi. Angka kematian mencapai 184.657 orang dengan jumlah kasus baru sebanyak 314.835 orang.
“Lonjakan kasus ini sangat mengkhawatirkan, dan tentu dikhawatirkan karena beberapa strain baru, seperti B117, B1351 dan P1,” kata Airlangga.
Saat ini beberapa negara juga sudah melakukan larangan masuk bagi perjalanan dari India, seperti negara Hong Kong, Selandia Baru, Pakistan, Arab Saudi, Inggris, Singapura, hingga Kanada.
Kenaikan BOR
Lebih lanjut, Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN) menyatakan terjadi kenaikan tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit di 12 provinsi yang menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.
Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite PC-PEN mengatakan, 12 provinsi yang mengalami kenaikan BOR adalah Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, DIY Aceh, Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat.
“Namun seluruhnya masih belum ada yang melampaui 50 %. Kami sudah rapatkan ini untuk diperhatikan,” ucap Airlangga.
Berdasarkan kasus harian baru, terjadi kenaikan di 14 provinsi yaitu Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah, Jogyakarta, Aceh,Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, dan Kalimantan Barat.
Oleh karena itu, kata Airlangga, pemerintah menjalankan kebijakan pengetatan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) menjelang masa larangan mudik. Izin perjalanan dalam negeri dikecualikan terkait perjalanan dinas, kunjungan keluarga yang sakit, kunjungan duka, dan kepentingan persalinan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bila melihat tren sejak awal April, khususnya setelah liburan Paskah terjadi kenaikan tingkat kasus 2,67% pada pekan ketiga ini. Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi kenaikan kasus seperti di India.
Tentang kenaikan BOR, Budi Gunadi mengingatkan semua pihak untuk waspada supaya protokol kesehatan tidak kendor. “Di DKI Jakarta ada tren kenaikan tetapi tingkat BOR-nya masih di bawah. Kita belum kekurangan tempat tidur tetapi ada baiknya waspada,” kata Budi Gunadi. ***
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
"tren" - Google Berita
April 24, 2021 at 07:00AM
https://ift.tt/3tPdt0b
Tren Indikator Ekonomi Positif - Investor Daily
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
BalasHapusdimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802