Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali dilanda konflik internal usai tiga pimpinan majelis di DPP PPP mendesak Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengundurkan diri memimpin partai berlambang Ka'bah itu. Nasib PPP untuk bisa lolos di pemilu 2024 pun mendapat sorotan.
Salah satu pertimbangan agar Suharso segera mundur yakni kiai dan santri yang tersinggung soal isi pidato Suharso di KPK pada tanggal 15 Agustus 2022 lalu. Kala itu Suharso menyinggung pemberian sesuatu atau 'amplop kiai' ketika silaturahmi atau sowan kepada para kiai.
Alasan lainnya adalah karena nama Suharso sudah terseret di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan elektabilitas PPP yang tak kunjung mengalami kenaikan sejak dipimpin Menteri sekaligus Kepala Bappenas era pemerintah Joko Widodo itu.
Konflik internal PPP memang tak hanya sekali terjadi. Pada 2014 silam, PPP terpecah menjadi dua kubu, yakni satu kubu digawangi Suryadharma Ali (SDA) dan satunya lagi di bawah komando Romahurmuziy alias Romy.
Puncaknya, kedua kubu menggelar muktamar. Hasilnya Djan Faridz terpilih sebagai ketua versi muktamar SDA. Namun Romy yang juga terpilih di Muktamar tandingan mengantongi surat keputusan dari Menteri Hukum dan HAM.
Pada saat Pilpres 2019 lalu PPP juga terbelah menjadi dua kubu terkait dukungan pada Prabowo Subianto dan Jokowi. Tak hanya itu, dua Ketum PPP juga terbukti melakukan korupsi.
SDA ditangkap KPK pada 2016 lalu dengan kasus korupsi penyelenggaraan haji tahun 2012-2013. Sementara Romy ditangkap KPK terkait kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo lantas meyakini sengkarut masalah dan konflik internal yang berulang itu membuat elektabilitas PPP akan semakin turun di mata masyarakat, termasuk umat Islam.
Bila dibandingkan, pada pemilihan legislatif 2014 PPP mengantongi 8.157.488 atau 6,53 persen suara. Sementara pada 2019, perolehan suaranya menurun menjadi 6.323.147 atau 4,52 persen suara atau yaris menyentuh ambang batas parlemen yakni 4 persen.
"Konflik internal yang tidak di-manage pasti akan berpengaruh pada perolehan suara atau elektabilitas partai di Pemilu. Tapi kalau bisa di-manage ya akan sangat kecil pengaruhnya," kata Kunto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (25/5) malam.
Kunto menilai konflik internal di tubuh PPP kerap berulang karena partai tua itu tidak memiliki sosok atau tokoh berpengaruh yang sangat kuat. Namun soal konflik yang menyeret nama Suharso, Kunto melihat masih ada langkah untuk berkompromi mengingat Suharto menjabat Menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Namanya politik pasti akan ada kompromi ya, dan saya yakin tidak ada yang tidak bisa dikompromikan," kata dia.
Kunto menilai masyarakat akan semakin tidak percaya PPP kalau Suharso akhirnya menyusul Ketum sebelumnya Romy dan SDA ke penjara. Di sisi lain, tanpa ada kasus hukum atau konflik internal pun tren suara PPP terus turun.
"Sekarang trennya kan menurun nih PPP, sehingga tantangan bagi pengurus sekarang bagaimana memulihkan kondisi itu. Bahkan tanpa konflik internal pun sangat sulit, apalagi dengan konflik internal," kata dia.
PPP Terancam Tak Lolos di Pemilu 2024
BACA HALAMAN BERIKUTNYA"tren" - Google Berita
August 26, 2022 at 03:46PM
https://ift.tt/nR4QMtf
Tren Ketua Umum Bermasalah dan Ancaman PPP di Pemilu 2024 - CNN Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/w9s3fvq
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Ketua Umum Bermasalah dan Ancaman PPP di Pemilu 2024 - CNN Indonesia"
Posting Komentar