TENGAH malam seseorang berpamitan untuk mengakhiri hidupnya setelah selama 3 tahun dikejar-kejar "hutang" yang sesungguhnya dia sendiri tak merasa menikmati uang hutang itu. Jelasnya, ia adalah korban dari rentenir yang merekayasa permainan uang sampai seakan-akan yang dilakukannya adalah logis dan modern.
Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki bersiap mengakhiri hidupnya juga saat tahu isterinya tak lagi setia padanya. Ya, kesimpulannya, bagi mereka hidup sudah berakhir.
Seorang motivator berkata: "Janganlah satu kejadian pahit dalam hidupmu mengantarkanmu pada kesimpulan bahwa hidup ini semuanya pahit dan karenanya sudah berakhir." Benar, hidup tidaklah satu episode melainkan terdiri dari banyak episode. Jangan terlalu keras berteriak atas tak nyamannya kisah di satu episode, karena hal itu akan menjadi sesuatu yang memalukan jika disandingkan dengan tertawa lebar saat berada di kisah episode yang lain. Pahit harus ada agar manis dapat dihargai.
Sabarlah saja menjalani satu episode pendek kehidupan bernama sedih derita itu. Karena, dalam faktanya, memang tak ada manusia yang steril dari episode pahit kehidupan ini. Mereka yang tetap tersenyum dalam pahit adalah orang-orang cerdas yang mampu "menikmati kopi pahit dengan berkata bahwa kopi pahit itu menyehatkan jantung." Bisakan diri ini berkata bahwa setiap musibah dan ujian adalah vitamin kehidupan.
Ya. Bersabar. Ku tutup tulisan ini dengan kata mutiara Arab yang bermakna: "Kesabaran sejati adalah bagai bumi yang tetap saja tenang diam tak berubah saat dirinya dinjak oleh sebagian manusia pendosa." Bisakah kita bagaikan tanah yang darinya kita diciptakan dan ke dalamnya nanti akan dikebumikan? Salam, AIM, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Menikmati Episode Pahit Kehidupan : http://ini.la/2406243Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Menikmati Episode Pahit Kehidupan"
Posting Komentar