Search

Akankah Tren WFH Berlanjut Tahun 2022? - Kompas.com - KOMPAS.com

PANDEMI yang berlangsung hampir genap dua tahun telah membawa banyak pengalaman baru, termasuk pola kerja.

Working from home atau WFH hal yang familiar dalam 21 bulan terakhir. Pola ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia namun juga di seluruh dunia.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

WFH, berdasarkan sejarahnya telah dimulai sejak tahun 1970-an. Kondisi traffic apocalypse telah menginspirasi Jack Niles untuk mengemukakan wacana mirip seperti WFH saat ini, yaitu bekerja lebih dekat dengan rumah.

Niles mengemukakan konsep telecommuting sebagai opsi alternatif dalam menjawab kemacetan dan kepadatan di perkotaan.

Wacana ini sejalan dengan penemuan satelit untuk teknologi internet dan komunikasi.

Namun Niles menyebutkan, telecommuting tidak hanya terkait implementasi teknologi, juga pengelolaan pola dan budaya kerja.

Pandemi telah membuat pola ini kembali semakin populer.

Pada pertengahan tahun 2020, survei Knight Frank Indonesia terkait WFH mengungkapkan  beberapa pandangan, di antaranya dominasi preferensi pekerja (68 persen) untuk kembali ke kantor dengan pola hybrid di tengah pandemi.

Tidak sedikit (55 persen) juga yang menyebutkan bahwa kehadiran di kantor bertemu kolega mampu membawa optimisme kerja.

Sementara itu, dalam publikasi Knight Frank Global terungkap, 80 persen pekerja di Inggris sangat senang kembali ke kantor dan merindukan berinteraksi dengan koleganya.

Namun pada survei lainnya terungkap bahwa 46 persen pekerja di Inggris mengaku gugup untuk kembali mengingat kerumuman yang umumnya terjadi di kantor.

Di Amerika Serikat, 86 persen pekerja menyebutkan bahwa kolaborasi dengan tim adalah alasan utama ingin kembali ke kantor.

Masih dari publikasi Knight Frank Global, kantor secara fisik masih sangat diperlukan untuk mengelola kegiatan.

Dengan keberadaan kantor, maka pekerja dapat berinteraksi dengan komunitasnya secara langsung, melihat ekspresi dari supervisornya beserta intonasi suara, mimik muka dan gestur untuk menginterpretasikan urgensi dari arahannya.

Selain itu, dengan kolaborasi di kantor maka pekerja merasa dilihat, dihargai, dan dapat mengasah jiwa kreatif dan inovasi melalui kompetisi yang sehat, sehingga mampu meningkatkan produktivitas.

Urgensi ruang kantor secara fisik pada masa depan tetap menjadi kebutuhan, karena ruang ini mampu membangun komunikasi dan interaksi tatap muka yang bermakna.

Dengan demikian tercipta kolaborasi dan produktivitas antar -ekerja, dengan membagi semangat, empati, humor, kreativitas dan inovasi melalui ruang-ruang kerja yang inspiratif dan fleksibel.

Ruang kerja fleksibel di antaranya dapat diakomodasi melalui desain biophilic, yang mengarah pada desain dekat dengan alam yang membawa kenyamanan, kesehatan dan happiness pekerja.

Masih dari Knight Frank Global, tercatat 44 persen dari 120 perusahaan global percaya bahwa ruang kantor yang inspiratif dan fleksibel akan memenuhi seperlima dari ruang kantor dalam tiga tahun ke depan.

Lalu, akankah WFH berlanjut tahun depan di tengah pandemi yang masih menghantui?

Pilihan ini sangat tergantung pada adaptasi kita pada kondisi pandemi. Namun, terlepas dari pandemi, pada dasarnya WFH memberikan opsi operasional kerja bagi ekosistem perusahaan dengan profil yang sesuai dengan pola ini.

Sebelum menetapkan pola kerja, Anda perlu menganalisa spektrum ekosistem bisnis perusahaan, dan kenali apakah hybrid adalah pilihan terbaik dibandingkan WFH, working from office (WFO), atau nomad.

Pola hybrid atau blended sepertinya akan menjadi semakin popular pada tahun depan untuk mengakomodasi antara kebutuhan WFO dan WFH.

Knight Frank Global melansir, dari 400 perusahaan global yang disurvei terungkap bahwa, 9 dari 10 perusahaan akan memberlakukan pola hybrid.

Meski demikian ketidakpastian masih membayangi, hal ini diwakili 68 persen responden yang belum menetapkan rencana ke depan.

Jika WFH berlanjut, maka kita perlu kembali beradaptasi karena mental illness dan zoom fatigue menjadi beberapa tren yang mengemuka dari panjangnya periode WFH belakangan ini.

Untuk mengantisipasi kesehatan jiwa dan raga dalam kemungkinan perpanjangan WFH, maka jangan lupa untuk memperhatikan pemisahan ruang dan waktu untuk kerja dan kehidupan pribadi.

Kemudian tetap disiplin untuk setiap rutinitas seperti sarapan, jangan lupa banyak bergerak untuk stretching, ciptakan ruang biophilia karena akan mengurangi stress, dan upayakan tatap muka melalui teknologi.

Selain itu juga jangan bawa kepanikan kerja ke rumah, kendalikan fikiran dan emosi dengan bijak, dan jangan lupa nikmati semua fase kerja.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Adblock test (Why?)



"tren" - Google Berita
December 24, 2021 at 01:30PM
https://ift.tt/3enU00I

Akankah Tren WFH Berlanjut Tahun 2022? - Kompas.com - KOMPAS.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Akankah Tren WFH Berlanjut Tahun 2022? - Kompas.com - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.