JAKARTA - Pemerintah perlu berupaya ekstra keras untuk menjaga tren kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan. Sebab, pengalaman empirik selama pandemi memperlihatkan, begitu aktivitas masyarakat meningkat, terutama saat hari libur maka kasus baru Covid-19 juga mengalami peningkatan.
Di sisi lain, mobilitas masyarakat sangat memiliki andil besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama konsumsi yang selama ini berkontribusi paling besar pada Produk Domestik Bruto (PDB).
Pakar Ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B Suhartoko, di Jakarta, Senin (25/10), mengatakan untuk meningkatkan pertumbuhan di masa mendatang bukan sesuatu pekerjaan yang mudah bagi pemerintah.
"Pemerintah harus mampu menformulasi kebijakan yang mempertimbangkan keseimbangan kondisi "trade off" antara relaksasi dengan kewaspadaan pada kasus Covid-19," kata Suhartoko.
Selama ancaman Covid-19 dengan berbagai variannya masih ada maka pertumbuhan ekonomi yang relatif besar sulit terjadi. Namun, paling tidak dalam jangka pendek menggerakkan konsumsi masyarakat adalah suatu pilihan.
Menanggapi perkiraan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 sekitar 4,5 persen, Suhartoko mengatakan proyeksi tersebut cukup realistis. Sebab, basis dari perkiraan tersebut adalah kontraksi pada periode yang sama tahun sebelumnya 3,5 persen sehingga dalam kondisi normal, pertumbuhan riilnya hanya sekitar 1 persen.
Hal itu tidak terlepas dari hantaman gelombang kedua varian Delta Covid-19 sejak Juni lalu yang memaksa pemerintah memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Patut disyukuri kalau tumbuh positif, walaupun tidak terlalu besar," kata Suhartoko.
Tidak Dalam
Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan persnya di Jakarta memperkirakan perekonomian pada triwulan III-2021 bisa tumbuh 4,5 persen dan sepanjang tahun ini sekitar 4 persen seiring dengan kinerja ekonomi yang menunjukkan pemulihan secara gradual.
"Memang dibanding triwulan II-2021 menurun, tetapi kalau dilihat pada triwulan III-2021, kita mengalami varian Delta yang sangat tinggi, namun ternyata koreksinya tidak terlalu dalam," kata Menkeu.
Permintaan domestik, jelas Menkeu, memang sempat tertahan pada triwulan III-2021 akibat penerapan restriksi mobilitas di Juli-Agustus, namun aktivitas dan sektor terkait ekspor mampu tumbuh tinggi dan menopang kinerja ekonomi triwulan ketiga tahun ini.
Baca Juga :
RI Harus Perkuat Daya Tahan EkonomiUntuk perbaikan ekonomi hingga akhir tahun ini, Menkeu mengatakan akan ditopang potensi pembalikan arah ekonomi di triwulan IV-2021 dengan pola aktivitas yang lebih normal. Meski demikian, eskalasi risiko global harus terus diwaspadai, terutama dari faktor rebalancing Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Eropa, serta potensi peningkatan kasus Covid-19 domestik di akhir tahun ini.
Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini
"tren" - Google Berita
October 26, 2021 at 12:02AM
https://ift.tt/3EiBbXt
Perlu Upaya Ekstra Keras Jaga Tren Pertumbuhan - Koran Jakarta
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perlu Upaya Ekstra Keras Jaga Tren Pertumbuhan - Koran Jakarta"
Posting Komentar