Search

Jadi Tren di Tengah Pandemi, Olahraga Apa yang Aman untuk Kesehatan Jantung? - Solopos

Solopos.com, SOLO-- Olahraga  menjadi salah satu pilihan  aktivitas sebagian masyarakat selama masa pandemi Covid-19 maupun  masa adaptasi kebiasaan baru.

Banyak orang yang tiba-tiba rajin  atau yang biasanya sudah berolahraga semakin rajin melakukannya karena khawatir terserang virus. Padahal terlalu keras berolahraga  juga bukan pilihan tepat karena bisa berdampak buruk pada jantung.  Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings menunjukkan bahwa olahraga berlebihan bisa saja memicu risiko kematian.

Menurut pakar kesehatan, para penggila' olahraga mungkin memiliki risiko klasifikasi arteri koroner atau CAC yang lebih tinggi daripada rata-rata orang kebanyakan. Tetapi kata para ahli, orang tidak perlu khawatir akan hal tersebut secara berlebihan.

Sebuah tim peneliti, yang dipimpin  oleh ilmuwan dari University of Illinois dan Kaiser Permanente, melacak kebiasaan berolahraga lebih dari 3.000 orang selama 25 tahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan apakah mereka memenuhi pedoman aktivitas fisik yaitu latihan selama 150 menit per pekan, kurang, atau bahkan melampaui 150 menit.

Anehnya, dibandingkan dengan orang-orang yang berolahraga secara normal, mereka yang berolahraga lebih dari 7,5 jam per pekan, memiliki risiko 27 persen lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi CAC pada usia paruh baya. Bahkan orang kulit putih atau kaukasoid dalam kategori ini sangat berisiko dengan peluang 86 persen lebih tinggi untuk CAC.

Punya Hobi Belanja, Zodiak Ini Terindikasi Shopaholic

Risiko Serangan Jantung Mendadak

Dengan olahraga berlebihan, otot bisa mengalami stres, dan dapat membawa otot Anda ke titik di mana otot benar-benar mulai mati rasa terhadap kondisi medis yang serius ini. Pada tahap akut, jantung akan berisiko terkena serangan jantung mendadak.

Pada dasarnya olahraga sangat baik untuk kesehatan jantung. Tapi sering kali, banyak orang yang tidak memerhatikan kesehatan jantungnya, ditambah orang tersebut sering melakukan olahraga secara berlebihan dan bisa menyebabkan aritmita pada jantung.

Harvard Alumni Health Study menemukan, risiko penyakit jantung mulai turun ketika Anda berolahraga mengeluarkan lebih dari 500 kalori sepekan dan terus menurun sampai Anda mendapatkan 2.000 kalori sepekan.

Ketika seseorang berolahraga dengan ekstra, baik di treadmill, atau tempat olahraga lainnya, ini malah dapat meningkatkan risiko terhadap serangan jantung mendadak pada beberapa orang tertentu.

Mayoritas orang yang mengalami kematian akibat serangan jantung akibat olahraga berlebih adalah orang yang berusia di atas 35 tahun, atau bisa dibilang sudah tidak muda lagi. Mengapa demikian? Pada dasarnya, mereka melakukan olahraga hanya baru-baru saja, atau hanya ketika mereka sadar usia mereka butuh olahraga.

Nah, ketika mereka terlambat sadar akan pentingnya olahraga, mereka juga lupa akan memeriksa kondisi kesehatan, jantung, tekanan darah maupun kolesterol dalam tubuh sehingga tidak mengetahui bahwa mereka memiliki bibit penyakit jantung yang berbahaya jika melakukan olahraga berlebihan.

Jantung adalah organ yang berotot dan bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung semakin kuat dan sehat apabila pemiliknya menjalani hidup yang sehat dengan salah satu caranya adalah rutin berolahraga. Ketika seseorang berolahraga, jantung bekerja dengan optimal dan memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh.

Namun di saat pandemi seperti saat ini kadang kita bingung memilih olaraga apa yang tepat? Mengingat kita juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular Virus Corona.Lantas olahraga seperti apakah yang aman dilakukan saat pandemi Covid- 19 seperti saat ini.

Bikin Bangga, Karya Animasi Soloraya Tembus Pasar Manca Negara

Webinar RS Indriati

Webinar Tren Olahraga dan Menjaga Kesehatan Jantung di Era Pandemi Covid-19. (Tim Solopos)
Webinar Tren Olahraga dan Menjaga Kesehatan Jantung di Era Pandemi Covid-19. (Tim Solopos)

Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini, RS Indriati menggandeng Solopos menggelar webinar kesehatan bertema "Tren Olahraga dan Menjaga Kesehatan
Jantung di Era Pandemi Covid-19".

Webinar yang digelar pada Sabtu (10/10/2020) pukul 12.00 WIB-selesai tersebut menghadirkan pembicara Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr.M.Triadhy Nugraha Y.Sp.JP (K) FIKA.

Bagi yang ingin berpartisipasi dalam webinar tersebut bisa mendaftar melalui link berikut: https://tiny.cc/WebinarKesehatanIndriati

Akan ada giveaway berupa 2 buah room voucher hotel bagi peserta webinar yang beruntung.

Seperti diketahui RS Indriati Sukoharjo memiliki Indriati Heart Centre merupakan layanan jantung terpadu, yang menyediakan layanan untuk diagnostik, preventif (pencegahan) dan penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah yang lebih dini.

Fasilitas kesehatan yang ada di layanan jantung terpadu ini meliputi EKG (Elektrokardiogram), Treadmill Jantung (mengetahui kinerja jantung), Echocardiography / USG Jantung (mengetahui fungsi & struktural jantung), serta CT Coronary 128 Slices Low Dose Radiation (mengetahui penyempitan pembuluh darah koroner).
Layanan ini dilengkapi juga oleh peralatan diagnostik canggih dan terkini seperti CT Scan dan Cath Lab (Kateterisasi) yang menyediakan pemeriksaan, meliputi :

DCA (Diagnostic Coronary Angiography), untuk mengetahui penyempitan pembuluh darah dan aliran darah di koroner.
PCI (Percutaneus Coronary Angiography), lebih dikenal dengan pemasangan Stent (cincin) pada koroner.
TPM (Temporary Pace Maker), pemasangan pacu jantung sementara.
PPM (Permanent Pace Maker), pemasangan pacu jantung permanen.

Let's block ads! (Why?)



"tren" - Google Berita
October 01, 2020 at 01:07PM
https://ift.tt/2Gn4bEY

Jadi Tren di Tengah Pandemi, Olahraga Apa yang Aman untuk Kesehatan Jantung? - Solopos
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jadi Tren di Tengah Pandemi, Olahraga Apa yang Aman untuk Kesehatan Jantung? - Solopos"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.