Aksi mandi lumpur yang ditayangkan secara langsung alias live di TikTok tengah menjadi tren di kalangan warganet. Ironisnya, aksi yang terbilang nekat ini rata-rata dilakukan oleh orang tua hingga lansia, demi menarik perhatian.
Dari live tersebut, mereka dapat memperoleh sejumlah koin TikTok dari para penontonya, yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai. Bahkan dalam satu kali live, mereka bisa mengantongi jutaan rupiah.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, menurutnya ini adalah tren digitalisasi yang menciptakan suatu hiburan dengan mengeksploitasi kemiskinan.
"Ini adalah tren digitalisasi yang meng-create suatu hiburan dengan mengeksploitasi kemiskinan," kata Faisal, kepada detikcom, Rabu (11/01/2023).
Menurutnya, sekilas memang terlihat orang-orang tersebut akan mendapatkan bantuan finansial. Hanya saja, bantuan tersebut bersifat tidak mendidik dan berkelanjutan alias hanya sementara.
"Kita pingin kalau suatu masyarakat yang punya keterbatasan secara finansial ini bisa keluar dari kemiskinan dengan cara yang lebih sustainable dan produktif, itu yang lebih positif menurut saya," ujarnya.
Senada dengan Faisal, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, aksi-aksi pengemis di media sosial ini bisa dikategorikan sebagai upaya yang disengaja untuk eksploitasi kemiskinan.
"Bisa jadi lansia hanya dimanfaatkan pihak tertentu, belum pasti uang hasil mengemis di media sosial seluruhnya untuk si pengemis," ujar Bhima.
Bhima mengatakan, apabila terindikasi adanya sindikat tertentu yang memfasilitasi hingga memaksa para lansia ini untuk melakukan aksi mandi lumpur, hal ini bisa ditelusuri pihak aparat keamanan.
Di sisi lain, menurutnya, saat ini langkah yang bisa dilakukan masyarakat adalah untuk tidak terlalu berkontribusi memberikan gift berupa koin tersebut. Ia mengatakan, seharusnya platform media sosial memberikan aturan yang lebih ketat soal moderasi kontennya.
"Penyebabnya rasa empati pengguna media sosial terhadap lansia atau konten yang menjual kemiskinan. Algoritma platform media sosial membuat pengguna yang pernah menyukai atau share konten sejenis akan di sodorkan konten yang berkaitan," ujarnya.
Lanjut ke halaman berikutnya
Saksikan juga d'Mentor on Location: Rahasia Jualan Baju Balita Hasilkan Ratusan Juta
"tren" - Google Berita
January 12, 2023 at 06:00AM
https://ift.tt/TzZmL7t
Tren 'Ngemis' Mandi Lumpur: Fenomena Eksploitasi Kemiskinan Pakai Medsos - detikFinance
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/mEQenvX
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren 'Ngemis' Mandi Lumpur: Fenomena Eksploitasi Kemiskinan Pakai Medsos - detikFinance"
Posting Komentar