KOMPAS.com - Arema FC terus dihujani kritikan dan tuntutan untuk mundur dari kompetisi Liga 1 setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Mulai dari manajemen klub, pemain, termasuk tim pelatih mendapat teror lantaran klub berjuluk Singo Edan ini dinilai ikut bertanggung jawab atas hilangnya ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
Puncaknya terjadi pada Minggu (29/1/2023) ketika ratusan orang yang tergabung dalam Arek Malang Bersikap menggelar aksi protes di depan kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan No 42, Malang, Jawa Timur.
Kantor Arema FC dirusak dengan cara dilempari batu hingga menyebabkan dua orang penjaga kantor dan seorang warga terluka karena amukan massa.
Akibat insiden itu, manajemen Arema FC berencana untuk membubarkan tim dan mundur dari Liga 1 karena situasi yang dinilai tidak kondusif.
Baca juga: Sederet Tragedi Suporter Sepak Bola di Indonesia
Baca juga: Suporter Sering Berulah, Ada Apa dengan Sepak Bola Kita?
Perusakan kantor hanyalah satu dari sekian aksi protes yang dilayangkan ke Arema FC selepas nyawa 135 orang hilang di Stadion Kanjuruhan.
Berikut deretan protes ke Arema FC yang menyebabkan perjalanan Adilson Maringa, dkk di Liga 1 menjadi terganggu.
1. Kantor didemo Aremania
Sebelum dirusak, kantor Arema FC sempat digeruduk Arema pada Minggu (15/1/2023).
Mereka meminta manajemen klub bertanggung jawab atas kematian ratusan orang ketika Tragedi Kanjuruhan.
Dilansir dari Kompas.com (16/1/2023), Aremania juga menilai manajemen klub kurang proaktif dalam memperjuangkan keadilan para korban tragedi Kanjuruhan.
"Klub seolah tanpa dosa dengan sepenuh hati melanjutkan kompetisi kembali menanggalkan empati seolah tragedi ini tidak pernah terjadi," kata seorang Aremania keika berorasi.
"Padahal tangis, luka, darah dan air mata korban serta korban jauh dari kata sembuh," tambahnya.
Aremania juga memprotes manajemen klub yang memfokuskan diri ke Liga 1 sehingga seolah-olah keluarga korban tragedi Kanjuruhan dibiarkan.
Tak main-main, Aremania juga melayangkan tunutan agar Singo Edan mundur dari Liga 1 dan melarang aktivitas klub di Malang Raya.
Baca juga: Sederet Kericuhan yang Pernah Mewarnai Arema dan Persebaya
2. Ditolak di Magelang
Arema FC ditolak di Magelang ketika dijadwalkan bertemu Persita Tangerang di Stadion Moch Soebroto, Magelang pada Sabtu (17/1/2023).
Penolakan Arema FC di Magelang dilakukan oleh sekelompok suporter yang berempati terhadap Aremania selepas tragedi Kanjuruhan.
Suporter di Magelang meminta manajemen klub untuk memperjuangkan keadilan bagi korban tragedi Kanjuruhan dan Aremania.
Diberitakan Kompas.com (15/12/2022), aksi protes ini sempat diperbincangkan pengguna Twitter hingga menjadi trending topic.
PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) kemudian memindahkan venue pertandingan Arema FC vs Persita Tangerang ke Stadion Manahan, Solo.
Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?
3. Tidak diberi izin bertanding di Semarang
Arema FC yang dilarang bertanding di Stadion Kanjuruhan menjadi kebingungan untuk mencari home base selama mengarungi Liga 1.
Stadion Jatidiri, Semarang yang semula direncanakan menjadi markas sementara pada akhirnya tidak dapat ditempati oleh Arema FC.
Dilansir dari Kompas TV, gagalnya Stadion Jatidiri sebagai kandang Arema FC selama musim ini disebabkan oleh aksi protes di Semarang.
Protes dilayangkan oleh supoter fanatik PSIS Semarang, Panser Biru, yang merasa keberatan markas andalan mereka digunakan Arema FC.
"Kami menolak keras Arema ber-home base di Semarang. Kami sesama suporter merasakan rasa yang sama Aremania belum mendapatkan keadilan," tulis Panser Biru dalam sebuah surat terbuka, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: 10 Klub Sepak Bola Termahal di Dunia 2022
4. Bus dilempari batu
Selain insiden di atas, bus yang ditumpangi Arema setelah bertanding melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Kamis (27/1/2023) dilempari orang tak dikenal.
Insiden tersebut menyebabkan kaca bus menjadi pecah dan timbul kepanikan di antara pemain dan tim pelatih yang berada di dalamnya.
Kaca bus yang pecah berserakan di kursi penumpang sampai-sampai pemain dan tim pelatih Arema FC duduk di atas sandaran seat supaya terhindar dari lemparan batu.
Dari video yang beredar, situasi di dalam bus terasa mencekam dan terdengar suara pemain Arema FC yang mengecam pelaku pelemparan batu.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengonfirmasi bahwa telah terjadi penyerangan terhadap bus Arema FC.
Ia menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan mengecek CCTV di sepanjang jalan yang dilewati bus Arema FC untuk mengidentifikasi pelaku pelemparan batu.
"Masuk di wilayah Sleman (penyerangan), kita masih sidik. CCTV dikumpulkan titik paling tepat di mana berdasarkan CCTV," ujar Suwondo dikutip dari Kompas.com (27/1/2023).
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Gas Air Mata Kedaluwarsa?
"tren" - Google Berita
January 31, 2023 at 08:51PM
https://ift.tt/r3SZbja
Deretan Protes ke Arema FC Usai Tragedi Kanjuruhan, Kantor Dirusak sampai Bus Dilempar Batu - Kompas.com - KOMPAS.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/C3IyPea
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Deretan Protes ke Arema FC Usai Tragedi Kanjuruhan, Kantor Dirusak sampai Bus Dilempar Batu - Kompas.com - KOMPAS.com"
Posting Komentar