KOMPAS.com – Belakangan, ramai tren mengenai makanan dengan lapisan maupun toping yang terbuat dari emas.
Di antaranya adalah popcorn emas buatan chef Arnold yang dibeli pengacara kondang, Hotman Paris. Kemudian, sebuah restoran di Dubai menjual Indomie goreng bertoping emas.
Sebenarnya, bagaimanakah dampak makan emas bagi kesehatan?
Ahli gizi, Dr Tan Shot Yen, menjelaskan emas yang ditujukan untuk makanan berbeda dengan emas yang bisanya dikenal masyarakat sebagai perhiasan.
“Edible gold (jenis emas yang lazim diimbuhkan ke makanan) itu beda dengan emas sehari-hari yang kita kenal,” ujar dr Tan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/12/2020).
Ia mengatakan, di Amerika Serikat dan Uni Eropa, serpihan emas tersebut disebut sebagai imbuhan pangan atau food additive dengan kode E175.
Edible gold merupakan emas 24 karat yang memiliki sifat inert, artinya tidak diurai ketika masuk ke dalam tubuh.
“Masuk sebagai emas, nantinya juga dibuang dalam bentuk sama. Lah, nyesel kan makan gituan,” ujarnya.
Baca juga: Foto Viral Menu Indomie Goreng Topping Emas 24 Karat di Dubai, Ini Penjelasan Indofood
Tan menerangkan emas yang berbahaya untuk dimakan adalah emas yang biasa digunakan untuk perhiasan.
"Yang bahaya itu kalau menggunakan emas yang biasa untuk perhiasan, biasanya ada campuran tembaga," ujar dia.
"tren" - Google Berita
December 04, 2020 at 10:31AM
https://ift.tt/2VxhyH7
Tren Makan Makanan Bertoping Emas, Berbahayakah bagi Kesehatan? - Kompas.com - KOMPAS.com
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Makan Makanan Bertoping Emas, Berbahayakah bagi Kesehatan? - Kompas.com - KOMPAS.com"
Posting Komentar