Search

BoJ Tak Ikut Tren, Suku Bunga KPR di Jepang Cuma 2,5% - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga menjadi tren di tahun ini, beberapa bank sentral utama dunia berencana menaikkan suku bunganya, bahkan sudah dimulai sejak tahun lalu. Perekonomian yang mulai pulih pasca sejak dihantam pandemi penyakit virus corona (Covid-19) serta inflasi yang tinggi menjadi alasan dimulainya periode normalisasi kebijakan moneter.

Tetapi bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) sepertinya tidak akan mengikuti tren tersebut. Dalam pengumuman kebijakan moneter Selasa (18/1) lalu, bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda ini mempertahankan suku bunga acuannya sebesar minus 0,1%, dan menyatakan akan terus dipertahankan hingga inflasi mencapai 2%.

Pada kesempatan yang sama, BoJ memproyeksikan inflasi di tahun fiskal 2022 yang dimulai April nanti akan sebesar 1,1%, naik dari proyeksi sebelumnya 0,9%.


Artinya, proyeksi inflasi masih di bawah target BoJ 2%, sehingga suku bunga kemungkinan tidak akan dinaikkan setidaknya hingga satu tahun ke depan.

Selain suku bunga, BoJ juga mempertahankan kebijakan yield curve control serta pembelian aset.

Dengan demikian, suku bunga kredit di Jepang tentunya juga tidak akan terkerek tajam. Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) misalnya, saat ini masih di bawah 3%.

Menurut Plaza Homes untuk suku bunga mengambang KPR over-the-counter saat ini berada di kisaran 2,475%. Sementara jika menggunakan suku bunga mengambang preferensial bisa di kisaran 0,5% - 1%. Plaza Homes merupakan perusahaan jual beli properti di Jepang yang sudah berdiri sejak 1969.

Sementara itu berdasarkan data dari Statista, median suku bunga tetap KPR dengan tenor 5 tahun pada tahun 2021 berada di 3,05%. Median Suku bunga tersebut tidak berubah sejak tahun 2019.

Di Indonesia sendiri sejak Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya (BI 7 Day Reverse Repo Rate) hingga 150 basis poin menjadi 3,5%, suku bunga KPR juga mengalami penurunan, tetapi masih belum signifikan.

kpr

Per Oktober 2021, rata-rata KPR rupiah di perbankan komersial adalah 8,11%. Dibandingkan posisi Januari 2020, hanya berkurang 61 bps.

Tren penurunan tersebut bisa saja berakhir di tahun ini, sebab BI diperkirakan akan menaikkan suku bunganya di semester II-2022.

Dalam pengumuman kebijakan moneter pada pekan lalu, BI memberikan kejutan dengan mulai menaikkan Giro Wajib Minum (GWM) secara bertahap pada Maret, Juni dan September hingga menjadi 6,5% dari saat ini 3,5%. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.

Kenaikan GWM tiga kali pada 2022, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, diperkirakan 'menyedot' likuiditas sekitar Rp 200 triliun dari sistem perbankan. Jumlah itu diyakini masih bisa membuat perbankan punya ruang untuk 'bernapas', sebab likuiditas saat ini dikatakan masih sangat longgar.

Meski demikian, jika terjadi pengetatan likuiditas, ada kemungkinan akan berdampak pada suku bunga kredit, termasuk KPR. Belum lagi jika BI pada akhirnya menaikkan suku bunga di semester II-2022, mengikuti tren saat ini, risiko kenaikan suku bunga KPR tentunya semakin tinggi.

Kenaikan KPR sudah terjadi di Amerika Serikat (AS), meski bank sentralnya belum menaikkan suku bunga. Bank sentral AS (The Fed) diprediksi akan menaikkan suku bunga di bulan Maret, dan di tahun ini bisa menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali bahkan lebih.

Rata-rata suku bunga KPR tenor 30 tahun di Amerika Serikat saat ini sudah menanjak menjadi 3,56%, dibandingkan Januari 2021 sebesar 2,65%.

Kenaikan tersebut diperkirakan masih akan terus terjadi saat The Fed menaikkan suku bunganya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]

(pap/pap)

Adblock test (Why?)



"tren" - Google Berita
January 25, 2022 at 01:00PM
https://ift.tt/3IFQyM9

BoJ Tak Ikut Tren, Suku Bunga KPR di Jepang Cuma 2,5% - CNBC Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "BoJ Tak Ikut Tren, Suku Bunga KPR di Jepang Cuma 2,5% - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.