INILAHCOM, Jakarta - Ekonom senior Dr Rizal Ramli menilai, telah terjadi pengetatan ganda (double squeezes) yakni moneter dan fiskal. Alhasil, daya beli dan ekonomi di periode kedua ini bakal semakin tertekan.
"Telah terjadi effek "Crowding Out" karena utang ugal2an era pemerintahan Jokowi. Penghapusan subsidi pupuk, gas, kenaikan BPJS, Toll akan semakin membuat susah rakyat," papar Bang RR, sapaan akrab Rizal Ramli.
Dia RR menambahkan, tahun lalu kredit, hanya tumbuh 7%. Biasanya, sambung mantan Tim Panel Ekonomi PBB ini, pertumbuhan kredit di kala perekonomian normal mencapai 15%-18%. "Pengetatan anggaran (austerity) yang bikin ekonomi susah dan daya beli merosot," tegas mantan Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur ini.
Alhasil, kata dia, rakyat merasakan 'kepengapan' ekonomi. Kalau dibiarkan terus terjadi, bukan tidak mungkin Indonesia bakal memasuki era kegelapan ekonomi dalam waktu cepat. Jadi, konsep ekonomi Jokowi yang ngetren disebut Jokowinomcis menjadi gatot alias gagal total.
Sebagian besar uang negara, sambung Rizal, tersedot untuk beli Surat Utang Negara (SUN). "Menkeu Terbalik (Menkeu Sri Mulyani) yang membuat bunga SUN lebih tinggi dari bunga deposito," lanjut RR.
Berdasarkan laporan Bank DUnia bertajuk Aspiring Indonesia, Expanding the Middle Class memaparkan, meski pemerintah berhasil menekan angka kemiskinan di bawah 10%, sebanyak 45% atau setara 115 juta penduduk Indonesia masuk kategori rentan atau terancam kembali miskin. Anjlok ke bawah menjadi golongan miskin. [ipe]
Baca Kelanjutan Terpopuler - RR: Didikte Neolib, Ekonomi Jokowi Makin Sulit : https://ift.tt/38Y4XBlBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - RR: Didikte Neolib, Ekonomi Jokowi Makin Sulit"
Posting Komentar