INILAHCOM, Jakarta - Ancaman Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) akan mundur jika Kemensos mengambil alih program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), seharusnya tak perlu terjadi.
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, selaku pejabat negara dianggap tidak etis dengan mengancam-ancam pihak yang mempercayakan jabatan itu kepadanya. Semestinya, Buwas menjabarkan kendala yang menghalangi kinerjanya. Dan, introspeksi juga atas kinerjanya di Bulog. "Tidak perlu ada kata mundur, harusnya koordinasi. Harusnya dalam menjalankan tugas kenegaraan tidak boleh baper (bawa perasaan)," ungkap pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing di Jakarta, Jumat (7/5/2019).
Dia berpandangan, jika ada kebijakan atau program yang dinilai tidak selaras dengan pemikiran para pejabat di bawah presiden, harus didiskusikan secara baik-baik.Yang dibutuhkan oleh para pejabat, kata dia, adalah kedewasaan berkomunikasi.
"Tidak perlu mewacanakan itu seolah-olah ada ketidakharmonisan. Persepsi publik bisa muncul, Pak Buwas seolah ada di posisi yang benar. Padahal ketika sudah berdiskusi dapat diketahui apa kekurangannya," tandas Emrus.
Lebih lanjut dia berharap kepada para pejabat publik untuk dapat memperbaiki pola komunikasi. Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai bagus saja jika Buwas memang berniat mundur.
Menurut Ray, mestinya Buwas mencari tahu alasan dan masalah yang dihadapi Bulog. Jika semua langkah sudah dilakukan, kata Ray, namun ia tetap merasa tidak bisa menjalankan perannya, maka mundur dari jabatan juga bisa dilakukan.
"Bagus juga kalau mundur. Tetapi tunjukkan dong, apa dia merasa tidak bisa koordinasi, tidak dihargai pekerjaannya dan jabatannya, atau kenapa? Kalau memang tidak mampu ya silakan saja mundur, buat apa juga jabatan tetapi tidak bisa efektif?" ujar aktivis yang hobi mengenakan peci ini.
Ray menambahkan, dari pengalaman pekerjaan Buwas di bidang penegakan hukum, sebenarnya yang diharapkan adalah kepiwaian memberantas mafia pangan. Sehingga peran Bulog bisa lancar. "Tetapi kalau mau mundur ya silakan saja, jangan main ancam," jelasnya.
Sementara itu, anggota DPR Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai, seharusnya Buwas tidak perlu marah apalagi mengancam mundur. Namun, kalau Buwas mau mundur, Irma pun mempersilakan.
"Ngancam-ngancam presiden mau mundur itu tidak benar, kalau mau mundur ya mundur saja enggak usah ngancam-ngancam. Yang enggak suka mundur, ngapain ngancem-ngancem. Kayak yang dibutuhkan amat enggak boleh begitu juga," imbuhnya.
Harusnya, kata dia, Buwas berkoordinasi dengan kementerian sosial. Menurutnya, memang tugas Kemensos untuk membagikan kepada masyarakat. "Nah, bulog itu menyediakan barang untuk dibagikan oleh Mensos. Itulah koordinasinya, bukannya Bulog yang membagikan sendiri. Setiap kementerian itu harusnya saling koordinasi, karena saling terkait. Jangan ego sektoral yang dikedepankan, kalau menurut saya ini sektoral yang dikedepankan, ini hak saya. Jadi kemensos dan bulog harus kerja sama dan koordinasi jangan bicara ambil mengambil fungsi," paparnya.
Usai kegaduhan itu, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan akan memberikan kepercayaan penuh kepada Badan Urusan Logistik ( Bulog) dalam hal penyaluran beras terkait program Bantuan Pangan Non-tunai ( BPNT). Namun Mensos Agus juga menekankan, kualitas beras Bulog yang disalurkan, haruslah baik.
Hal tersebut disampaikan Agus saat melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Fakir Miskin bersama Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Royal Kuningan Hotel, Jakarta. Kemensos dan Bulog akan melakukan pertemuan kembali untuk membahas mekanisme penyaluran agar program Bansos bisa tepat sasaran. [ipe]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - "Gak Perlu Main Ancam, Silahkan Mundur Pak Buwas""
Posting Komentar